TELEMATIKA
Definisi
Telematika adalah singkatan dari Telekomunikasi dan Informatika. , berasal
dari istilah dalam bahasa Perancis “TELEMATIQUE” yang merujuk pada bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi
informasi.
Telematika
juga merupakan sarana komunikasi jarak jauh TELEMATIKA melalui media elektromagnetik.
Kemampuannya adalah mentransmisikan sejumlah besar informasi dalam sekejap, dengan jangkauan seluruh dunia, dan dalam berbagai cara, yaitu dengan perantaan suara
(telepon, musik), huruf, gambar dan data atau kombinasi-kombinasinya. Teknologi digital memungkinkan
hal
tersebut terjadi. Jasa telematika ada yang diselenggarakan untuk umum (online, internet), dan ada pula untuk keperluan kelompok tertentu atau dinas
khusus (intranet).
Istilah Telematika dalam berbagai
bidang :
1. ICT ( Information
and Communications Technology )
Ilmu yang berkaitan
dengan pengiriman, penerimaan,
dan penyimpanan informasi.
2. GPS (
Global Positioning System )
Ilmu yang berkaitan
dengan teknologi
berpindah, contoh umumnya adalah Radar.
3. MCT ( Mobile
Communication Technology ).
Ilmu yang berkaitan dengan Handphone dan Smartphone, serta media komunikasi
lain.
4. RVT ( Road Vehicles Telematics ).
Ilmu yang berkaitan
dengan bidang lalu
lintas dan kendaraan.
Jadi telematika itu sendiri dapat diartikan sebagai sistem jaringan komunikasi jarak jauh
dengan teknologi informasi yang
lebih mengacu kepada industri yang berhubungan dengan
penggunakan komputer dalam sistem telekomunikasi. Salah satu contoh telematika yaitu internet.
Bidang yang
menggunakan Telematika
a. E-Government
E-goverment merupakan pemanfaatan telematika dalam bidang pemerintahan. Dalam e-goverment telematika lebih kepada
membantu dalam konteks pembangunan. Baik
negara
maju maupun
berkembang,
telematika
digunakan
dalam
beberapa sektor seperti menurunkan biaya
untuk mengakses informasi, berkomunikasi dan
melaksanakan berbagai kegiatan transportasi.
b.
E-Commerce
E-commerce mungkin sangat tak asing
ditelinga, e-commers merupakan salah satu
pemanfaatan telematika yang
paling banyak digunakan, atau bisa disebut sedang
hangat-hangat nya. E-commers merupakan bidang perdagangan/ penjualan , seperti jualan
online, baik
melalui blog,
wensite
pribadi ataupun
melalui jejaring sosial,
melalui twitter, facebook, dan lain-lain. Dengan e-commerce
pembeli dan penjual tak
harus bertemu face to
face seperti penjual dan pembeli di pasar, misalnya, dengan
begini jarak
dan waktu tak lagi menjadi penghalan untuk
melakukan suatu
transaksi.
c. E-Learning
E-learning merupakan
singkatan
dari Elektronic
Learning, merupakan
cara
baru dalam proses belajar
mengajar yang menggunakan media
elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis
dari
perkembangan teknologi
informasi
dan komunikasi. E-learning
dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran
yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. E-learning
secara formal
misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum,
silabus, mata pelajaran dan tes yang
telah
diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang
telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan pembelajar sendiri).
d.
Ensiklopedia
Sebagian perusahan yang menjajakan ensiklopedia saat ini telah mulai
bereksperimen
menggunakan CD ROM untuk menampung ensiklopedia
sehingga diharapkan ensiklopedia di masa mendatang tidak hanya berisi tulisan dan gambar saja, tapi juga
video, audio, tulisan dan gambar, dan bahkan gerakan.
Dan data informasi yang
terkandung dalam ensklopedia juga telah mulai tersedia di internet. Sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan maka data dan informasi yang terkandung dalam ensiklopedi elektronik
dapat diperbaharui.
e. Video
Telenconference
Keberadaan teknologi ini memungkinkan siswa atau mahasiswa dari seluruh dunia
untuk dapat berkenalan, saling mengenal bangsa di dunia. Teknologi ini dapat
digunakan sebagai sarana diskusi,
simulasi dan dapat digunakan untuk bermain peran
pada kegiatan
pembelajaran
yang berfungsi menumbuhkan kepercayaan
diri dan kerjasama yang bersifat sosial.
Banyak faktor yang
mempengaruhi dilaksanakan atau tidaknya
potensi teknologi telematika. Faktor utama, menurut Miarso (2004) adalah
adanya komitmen politik dari para pengambil kebijakan dan ketersediaan para tenaga
terampil.
Layanan Telematika
a. Layanan Telematika di bidang
Informasi
Penggunaan teknologi telematika dan aliran informasi harus selalu ditujukan untuk
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat,
termasuk pemberantasan kemiksinan
dan kesenjangan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Selain itu, teknologi
telematika juga harus diarahkan untuk menjembatani kesenjangan politik dan budaya serta
meningkatkan keharmonisan di kalangan masyarakat. Wartel dan Warnet
memainkan peranan penting dalam masyarakat. Warung
Telekomunikasi dan Warung
Internet
ini
secara berkelanjutan memperluas jangkauan
pelayanan telepon dan
internet, baik di daerah kota maupun desa, bagi pelanggan yang
tidak memiliki akses sendiri di
tempat tinggal atau di tempat kerjanya. Oleh
karena itu langkah-langkah lebih lanjut untuk mendorong pertumbuhan jangkauan dan kandungan informasi pelayanan
publik, memperluas pelayanan
kesehatan
dan pendidikan, mengembangkan
sentra-sentra pelayanan masyarakat perkotaan dan pedesaan, serta menyediakan layanan “e-commerce” bagi usaha kecil dan menengah, sangat diperlukan. Dengan
demikian akan terbentuk
Balai-balai Informasi. Untuk melayani lokasi-lokasi yang tidak
terjangkau
oleh masyarakat.
b. Layanan
Telematika
di bidang Keamanan
Layanan ini menyediakan fasilitas untuk memantau dan memberikan informasi bila
ada
sesuatu yang berjalan tidak seharusnya. Layanan ini dapat mengurangi tingkat
pencurian
dan
kejahatan. Seperti contohnya dengan
menggunakan Firewall dan
juga anti virus yang
ada.
c. Layanan Telematika di bidang Pendidikan
Layanan ini menyediakan fasilitas
untuk mahasiswa,
siswa, serta guru dalam mengajar, pemberian materi pendidikan serta
pengajaran via internet, Layanan ini
mempermudah setiap siswa
untuk bertanya dan berinteraksi dengan gurunya, siswa juga
bisa menggunakan E- Mail untuk bertukar materi ke
pada
siswa lain, dan juga
penggunaan Ensiklopedia digital serta E- Library.
d. Layanan
Telematika
di bidang Transportasi
Telematika transportasi adalah cabang
teknologi yang mengintegrasikan telekomunikasi
dan software
engineering di
bidang sistem
transportasi.
Saat
ini
bidang ini telah memainkan peran penting
dalam manajemen efektif jaringan
infrastruktur transportasi dan menyediakan kolaborasi optimum antara berbagai jenis tipe
transportasi, atau yang dikenal dengan transportasi multimodal (multimodal
transport). Sistem transportasi cerdas, mendukung
dan menyediakan berbagai jenis
layanan transportasi ke
institusi dan pribadi. Karena, kategori user di dalam layanan telematika transportasi adalah tidak homogen,
maka berbagai jenis layanan harus
disiapkan penyelenggara jasa.
e. Layanan Telematika di bidang Komunikasi
Yang termasuk dalam telematika ini adalah layanan dial up ke Internet maupun semua jenis jaringan yang
didasarkan pada sistem telekomunikasi untuk mengirimkan data.
Internet
sendiri merupakan
salah
satu contoh telematika.
Di Indonesia,
pengaturan
dan pelaksanaan mengenai
berbagai
bidang usaha yang bergerak di sektor
telematika diatur
oleh Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika. Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika ( disingkat DitJen APTEL ) adalah unsur pelaksana tugas dan fungsi
Departemen di bidang Aplikasi Telematika yang berada di bawah dan bertanggung
jawab
kepada Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.
f. Layanan
Context Aware dan Event-Based
Di
dalam ilmu komputer menyatakan bahwa
perangkat komputer
memiliki kepekaan dan dapat bereaksi terhadap lingkungan sekitarnya berdasarkan informasi dan aturan- aturan
tertentu
yang tersimpan di dalam perangkat. Gagasan inilah yang diperkenalkan oleh
Schilit pada tahun
1994
dengan
istilah context-awareness.
Context-awareness adalah kemampuan
layanan network
untuk mengetahui berbagai
konteks, yaitu
kumpulan parameter yang relevan
dari pengguna (user) dan
penggunaan network itu, serta memberikan layanan yang sesuai dengan parameter-
parameter itu. Beberapa konteks yang dapat digunakan antara lain lokasi user, data dasar user, berbagai preferensi user, jenis dan kemampuan terminal yang digunakan
user. Sebagai contoh : ketika seorang
user sedang
mengadakan rapat, maka context- aware mobile phone yang dimiliki user akan langsung menyimpulkan bahwa user sedang
mengadakan rapat dan akan menolak seluruh panggilan telepon yang tidak
penting. Dan untuk saat ini, konteks location awareness dan activity recognition yang merupakan bagian dari context-awareness menjadi
pembahasan utama di bidang
penelitian ilmu komputer.
g. Layanan
Perbaikan Sumber
Layanan perbaikan sumber yang dimaksud adalah layanan perbaikan dalam sumber
daya manusia ( SDM ). SDM telematika adalah orang yang melakukan aktivitas yang
berhubungan dengan telekomunikasi, media, dan informatika
sebagai pengelola, pengembang,
pendidik,
dan pengguna
di lingkungan pemerintah, dunia usaha, lembaga pendidikan,
dan masyarakat
pada umumnya.
Fungsi Telematika
Seiring dengan pengertian telematika sebagai sarana komunikasi jarak jauh, maka fungsi dari
telematika
antara lain :
1. Penyampai informasi.
Telematika digunakan sebagai penyampai informasi agar
orang yang melakukan Komunikasi menjadi lebih
berpengetahuan dari sebelumnya. Bertambahnya pengetahuan manusia akan meningkatan keterampilan
hidup, menambah kecerdasan, meningkatkan
kesadaran dan
wawasan.
2. Sarana kontak sosial hidup bermasyarakat.
Interaksi sosial menimbulkan
kebersamaan; keakraban,
dan
kesatuan yang akan
melahirkan kerjasama. Telematika menjadi penghubung diantara peserta kerjasama
tersebut, walaupun mereka
tersebar dimana-mana. Telematika
menjembatani proses
interaksi sosial dan
kerjasama
sehingga menghasilkan
jasa yang memiliki
nilai
tambah dibanding hasil perseorangan.
Aplikasi Telematika
Aplikasi telematika terfokus
pada pemberdayaan aparatur
negara, pemerkayaan hidup masyarakat ( telemedik, telekarya, pendidikan ), penciptaan daya saing bisnis ( perbankan, pos,
pariwisata, dan manfaktur ), pembangunan informasi dasar dan aplikasi telematika perlu
dilihat dari tatanan kebijakan, regulasi,
dan penyelenggaraan
yang di manfaatkan masyarakat.
Dari sudut pandang
kebijakan tampaknya belum terasa perkembangan yang menonjol. Isu kelembagaan masih
banyak diperbincangkan, UU yang
terkait dengan atau tentang telematika
( cyber law ) masih jauh dari harapan. Beberapa aspek regulasi yang
mendesak, misalnya
pengaturan secure
transaction, public ke infrastructure registration authority, electronic
payment, certification authority masih belum
dilaksanakan.
Namun, perhatian pada perlindungan hak kekayaan intelektual semakin tinggi dan upaya untuk memantapkan regulasi
semakin
mendapat perhatian
dari
berbagai pihak.
Di lapangan dapat dicatat perkembangan yang menggembirakan dengan
semakin meluasnya homepage,
berkembangnya aplikasi seperti E-commerce, E-Banking, E-Brokerage, dan lain-lain. Sektor
pemerintah nampaknya berkembang lamban karena kendala keuangan dan sumber daya manusia. Beberapa
kelompok usaha
seperti PT. Telkom, Indosat, Lippo e-nett, nampaknya semakin giat untuk mengejar ketertinggalan masyarakat kita di bidang aplikasi. Aplikasi seperti E-government, tele-education,
telemedicine masih dalam taraf mula yang perlu di dorong berbagai pihak.
Sumber Daya Telematika
Dalam bidang sumber daya , diarahkan pada pengembangan SDM, industri dalam negeri, hukum
dan perdagangan, serta kultur informasi. Secara umum dirasakan bahwa SDM di
dalam
negeri belum
memenuhi
harapan untuk berperan
dalam pengembangan teknologi yang berubah begitu cepat.
Namun demikian, cukup banyak pula SDM di bidang
telematika yang bekerja di
luar negeri termasuk di sentra-sentra keunggulan. Usaha
berbagai pihak khusunya sektor negeri
dan
sektor swasta.
Peran Telematika
Berdasarkan perkembangan telematika tersebut diatas, telematika memiliki tiga peran pokok,
antara lain
:
1. Mengoptimalkan proses pembangunan.
Telematika memberikan dukungan terhadap manajemen dan pelayanan kepada masyarakat berupa sarana telekomunikasi yang memuahkan masyarakat saling berinteraksi tanpa
terhalang jarak. Dengan telematika, proses komunikasi menjadi
mudah sehingga mudah pula
untuk menyebarkan informasi dari satu daerah ke daerah
lain.
2. Meningkatkan
Pendapatan.
Produk dan jasa
teknologi telematika merupakan komoditas yang memberikan peningkatan
pendapatan bagi perseorangan,
dunia usaha bahkan negara dalam bentuk devisa hasil
ekspor jasa dan produk
industri telematika.
3. Pemersatu bangsa.
Teknologi telematika mampu menyatukan bangsa melalui pengembangan sistem
informasi yang menghubungkan
semua
institusi dan
area dengan cepat tanpa
terhalang jarak
daerah
masing-masing.
Manfaat Telematika
Pemanfaatan Telematika bisa digunakan dalam berbagai
bidang diantaranya :
a. Manfaat
Telematika
di bidang Telekomunikasi
Manfaat Telematika berawal
dari Telekomunikasi terlebih dahulu
, yang
berarti
teknik pengiriman atau penyampaian
informasi dari
satu
tempat ke tempat yang lainnya. Komunikasi dibagi menjadi 3, yaitu komunikasi satu arah , dua arah dan semi dua arah.
b. Manfaat
Telematika
di bidang Multimedia
Manfaat
Telematika
memiliki Media
untuk
berkomunikasi
menyajikan informasi
kepada komputer. Multimedia diambil dari kata multi dan media, multi berarti banyak
dan
media berarti perantara. Jadi Multimedia adalah gabungan dari beberapa media seperti teks
, gambar, video,
suara, animasi , dan masih
banyak yang lainnya. Multimedia adalah kombinasi dari komputer dan video atau 3 elemen, yaitu suara ,
gambar dan
teks.
c. Manfaat Telematika di bidang Informatika
Dalam
Manfaat Telematika
terdapat Pengertian
Informatika.
Pengertian
tersebut
adalah salah satu ilmu yang cukup luas karena hampir semua
mencakup tentang kehidupan ini. Mengolah data
menjadi informasi dengan memanfaatkan semaksimal
mungkin teknologi yang ada.
Informatika
secara
sederhana mengupas mulai dari bagaimana cara mesin itu bekerja
, bagaimana suatu data bisa diolah , dan informasinya dapat dimengerti oleh orang lain
Sampai bagaimana mesin tersebut dapat berkomunikasi dengan mesin
lainnya .
Dampak Positif Telematika
Berbagai macam bentuk yang
menjadi dampak penggunaan telematika merebak luas pada masyarakat. Dampak ini akan memunculkan dan merubah pola kehidupan, bekerja, berusaha
bahkan merubah falsafah pada bidang-bidang tertentu. Dampak yang pasti adalah akan
terjadinya perubahan minat bekerja yang
lebih efisien dalam arti benefit to cost ratio, efektif dalam arti kualitas produk, jasa, dan pemerataan distribusi produk jasa
kepada masyarakat. Dampak yang akan muncul penggunaan telematika baik secara langsung
maupun tidak
langsung, yaitu :
1. Penghematan
transportasi dan
bahan
bakar.
2. Menghindarkan
jam-jam yang tidak produktif menjadi
lebih produktif.
3. Mengembangkan konsep kegiatan tersebar secara merata ke seluruh
daerah.
4. Menyuguhkan
banyak pilihan
sarana telekomunikasi.
Dampak Negatif Telematika
1. Tindakan
kejahatan yang dilakukan dengan menggunakan media internet.
Contohnya, tindakan yang
disebut carding, adalah cyber crime dengan cara mencuri data kartu kredit dari nasabah suatu bank, sehingga si pelaku carding ( carder ) dapat menggunakan data tersebut
untuk keuntungan pribadi.
2. Penyebaran virus atau malicious ware fraud atau penipuan yang
menggunakan electronic mail
sebagai alat penyebaran informasi bagi si penipu.
3. Kejahatan Telematika sebagai Kejahatan Transnasional,
Contoh kejahatan
transnasional ini adalah
human trafficking,
penyelundupan orang, narkotika,
atau
teroris internasional.
4. Kejahatan telematika merugikan individu,
misal Lima orang
hacker ( penyusup ) yang berada di Moskow telah mencuri sekitar 5400 data kartu kredit milik orang
Rusia dan orang
asing yang
didapat dengan
menyusup pada sistem komputer beberapa internet retailer.
5. Kejahatan telematika merugikan perusahaan atau organisasi, Pada tahun 1995, Julio
Cesar
Ardita, seorang mahasiswa
dari Argentina
berhasil menyusup
dan
mengganti ( cracking ) data
sistem yang ada di
Fakultas Arts
and Science Universitas Harvard.
Posisi Indonesia
Dalam Bidang Telematika
Sejak AS, sebagai negara yang paling awal mempunyai inisiatif dalam pembangunan superhighways informasi, meluncurkan The National Infrastructure Information-nya pada tahun 1991, banyak negara
industri lainnya mengikutinya. Bulan Februari 1996 Inggris dan
Jerman memperkenalkan kebijakan-kebijakan
superhighways informasi mereka, yaitu
The Information Society Initiative di Inggris dan program The Info 2000 di Jerman. Tak lama
kemudian di tahun 1996, negara di Asia Tengah mengikutinya, seperti Filipina dengan Tiger, Malaysia dengan Multimedia Super Corridor (MSC) dan Singapura
dengan Singapore-ONE. Dan di tahun 1997 Indonesia
meluncurkan kebijakan superhighways informasi dengan nama
Nusantara 21. Beda antara Nusantara 21 dengan kebijakan superhighways informasi negara lain dapat dijelaskan
oleh 5 hal yaitu
:
a. Evolusi
Teknologi
Teknologi
terus berubah.
Prakiraan
perkembangan teknologi
di
masa
mendatang sangat beragam. Di antara
banyak negara tidak ada
persetujuan mengenai kebutuhan
untuk menghubungkan dengan kabel tempat-tempat paling
jauh. Beberapa pakar
berfikir bahwa teknologi wireless yang didukung
oleh satelit dengan orbit rendah mungkin
dapat mewujudkan
komunikasi broadband
dengan baik. Di Indonesia tampaknya terjadi evolusi teknologi yang unik. Mengingat masyarakat Indonesia sebagian besar tinggal di pedesaan dan banyak yang buta huruf, sehingga
tampaknya
teknologi visual dan pembicaraan
(speech) akan lebih
mendapat tempat
di masyarakat
daripada teknologi informasi
dengan tulisan (text).
b. Struktur
pasar dan strategi industri
Para aktor strategi industri yang
terlibat dalam pembuatan superhighways informasi
tidak tergantung pada negara dimana mereka tinggal. Strategi-strategi dari para aktor
utama dalam industri content juga menggambarkan ketidakpastian mengenai masa
depan
peralatan layanan informasi yang akan digunakan.
Karena tergantung
struktur pasar, bisa jadi di masa depan strategi yang
tepet berada dalam pilihan alternatif antara lain multimedia ( seperti CD-ROM, perangkat lunak
PC
dan piringan video
digital ) atau
kabel
( seperti TV kabel, telekomunikasi kabel dengan serat optic ) atau jejaring
telekomunikasi dari berbagai jenis teknologi telekomunikasi. Di Indonesia struktur pasarnya cukup beragam, ada wilayah urban, suburbia, dan
rural.
Untuk
urban semua alternatif seperti multimedia, kabel, jejaring,
telekomunikasi dapat dipertimbangkan.
Tetapi untuk daerah
suburbia dan rural,
tampaknya yang paling
tepat adalah jejaring
telekomunikasi dari berbagai teknologi
yang sebelumnya telah ada dan tinggal mengalami beberapa penyempurnaan, oleh karena itu Nusantara 21 dipersiapkan mengadopsi jejaring
telekomunikasi dari
berbagai jenis
teknologi telekomunikasi.
c. Penyusunan Institusional
Kebijakan – kebijakan superhighways informasi melibatkan berbagai
badan
atau agen
pemerintah yang berkoordinasi secara fungsional, sektoral ataupun territorial. Dalam fungsinya, di AS atau Inggris, pemerintah tidak mengontrol
seluruh proses
kebijakan karena telah ada agen-agen regulasi independent. Secara sektoral, konflik dan persaingan
institusional dapat
terjadi di antara departemen
pemerintah.
Di Indonesia yang berperan dalam N21 merupakan tim yaitu Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI)
yang melibatkan
banyak menteri sesuai
keppres 30 tahun 1997. Hal ini menunjukkan
peran pemerintah Indonesia masih sangat besar dibandingkan peran swasta, masyarakat dan lain-lain. Adapula institusi
yang lemah posisinya daripada TKTI, yaitu Kelompok Kerja Penyusunan Konsep Buku Nusantara 21 yang
terdiri
dari
14
kelompok yang
terdiri dari
wakil
Telkom, Indosat,
dan Universitas.
d. Akomodasi
terhadap nilai – nilai nasional
Walaupun
label
“masyarakat informasi” yang sama digunakan di
berbagai negara,
visi sosial yang
dikandungnya memiliki content local yang
unik, yang berpijak pada nilai-
nilai sosial dasar masing-masing masyarakat setiap negara. Di Indonesia, konsep
superhighways
informasi N21 tidak terlepas
dari
aspek
Wawasan Nusantara yang
heterogen dan Ketahanan Nasional, baik dari
segi ekonomi, sosial, politik, serta pertahanan
keamanan, yang telah
muncul
sejak
adanya konsep satelit. Bahkan N21 sesungguhnya merupakan pemutakhiran dari Palapa, dengan tetap
menggunakan
pendekatan
pada nilai-nilai yang mempersatukan nusantara.
Selain itu, N21 tercakup juga dalam program Multimedia Asia (M2A), program yang
bertujuan mempersatukan wlayah Asia melalui
telematika.
e. Interaksi dengan
kebijakan-kebijakan
publik lainnya
Melalui
tiga
analisis yang umumnya dilakukan di semua negara ( daya saing
ekonomi, perbaikan kondisi sosial, liberalisasi telekomunikasi ), juga
analisis spesifik untuk masing- masing negara, kebijakan superhighways juga dihubungkan kepada
kebijakan-kebijakan publik
lainnya.
Perkembangan Telematika
Di Indonesia, perkembangan telematika mengalami
tiga periode
berdasarkan perkembangannya di masyarakat, yaitu
:
·
Periode
Rintisan ( akhir
tahun 1970-an – akhir tahun 1980-an )
Periode Rintisan di Indonesia terhadap Timor Portugis,
peristiwa Malari,
Pemilu tahun 1977, pengaruh Revolusi Iran, dan ekonomi yang
baru ditata pada awal pemerintahan Orde
Baru, melahirkan akhir
tahun 1970-an penuh dengan pembicaraan
politik serta himpitan ekonomi.
Sementara itu sejarah telematika
mulai ditegaskan
dengan digariskannya arti telematika pada tahun 1978 oleh warga Prancis. Mulai tahun 1970-an inilah Toffler menyebutnya sebagai zaman informasi. Namun
demikian, perhatian yang minim dan pasokan listrik yang terbatas, Indonesia tidak cukup
meningkatkan perkembangan telematika. Memasuki tahun 1980-an,
perubahan secara signifikan pun jauh dari harapan. Walaupun demikian, dalam waktu satu
dasawarsa, learn to use teknologi informasi, telekomunikasi, multimedia
mulai dilakukan. Jaringan
telepon, saluran televisi nasional,
stasiun radio nasional dan internasional,
dan komputer
mulai dikenal di Indonesia,
walaupun penggunanya masih
terbatas. Kemampuan
ini dilatar belakangi oleh kepemilikan satelit dan perekonomian yang meningkat
dengan
diberikannya penghargaan
tentang swasembada pangan dari Perserikatan Bangsa-bangsa ( PBB
) kepada Indonesia pada
tahun 1984. Penggunaan teknologi telematika oleh masyarakat Indonesia
masih terbatas. Sarana kirim pesan seperti yang
sekarang
dikenal sebagi email dalam suatu
group, dirintis pada tahun 1980-an Mailinglist ( milis ) tertua di Indonesia dibuat oleh
Johny Moningka dan Jos Lukuhay, yang mengembangkan perangkat “pesan” berbasis “unix”, “ethernet”, pada tahun 1983 bersamaan dengan berdirinya internet sebagai protokol
resmi di Amerika Serikat.
·
Periode
pengenalan ( tahun
1990-an )
Periode Pengenalan berawal pada
tahun 1990-an, teknologi telematika sudah banyak
digunakan dan masyarakat mengenalnya. Jaringan radio amatir yang jangkauannya
sampai ke luar negeri marak pada awal tahun 1990. Hal ini juga
merupakan efek kreativitas anak muda ketika itu, setelah dipinggirkan dari panggung
politik, yang
kemudian disediakan wadah baru dan dikenal sebagai Karang Taruna. Internet masuk
ke Indonesia pada tahun 1994. Penggunanya tidak terbatas pada kalangan akademisi, akan tetapi sampai ke meja kantor. ISP ( Internet Service Provider ) pertama di
Indonesia adalah IPTEKnet, dan pada tahun yang sama, beroperasi
ISP komersil
pertama, yaitu INDOnet. Dua
tahun keterbukaan informasi ini, salahsatu dampaknya
adalah mendorong
kesadaran politik dan usaha dagang. Hal ini juga didukung
dengan
hadirnya televisi
swasta nasional, seperti RCTI ( Rajawali Citra Televisi ) dan SCTV
( Surya Citra Televisi ) pada tahun 1995-1996. Teknologi telematika, seperti computer,
internet, pager, handphone, teleconference, siaran radio
dan
televise internasional –
tv kabel Indonesia,
mulai dikenal oleh
masyarakat Indonesia. Periode pengenalan telematika
ini mengalami lonjakan pasca kerusuhan Mei 1998. Masa krisis ekonomi
ternyata
menggairahkan telematika
di Indonesia. Sementara itu, kapasitas hardware
mengalami peningkatan, ragam teknologi software terus menghasilkan yang baru, dan
juga dilanjutkan mulai bergairahnya usaha pelayanan komunikasi ( wartel ), rental computer, dan
warnet
(
warung internet
).
Kebutuhan informasi
yang cepat dan tanggap dalam menyongsong tahun 2000.
·
Periode
Aplikasi ( mulai
tahun 2000 )
Periode Aplikasi Reformasi pada tahun 2000 banyak disalah artikan, gejala yang serba
bebas, seakan tanpa
aturan. Pembajakan software, Hp illegal, perkembangan
teknologi computer,
internet, dan alat komunikasi lainnya, dapat
dengan mudah
diperoleh, bahkan dipinggir jalan atau kios-kios kecil. Tentunya, dengan harga murah. Keterjangkauan secara financial yang ditawarkan, dan gairah dunia
digital di era millenium ini, bukan hanya mampu memperkenalkannya kepada masyarakat luas, akan tetapi juga
mulai dilaksanakan dan diaplikasikan. Di pihak lain, semuanya itu dapat berlangsung lancar dengan
tersedianya
sarana transportasi, kota-kota
yang saling
terhubung, dan industri telematika dalam negeri yang
terus berkembang. Awal era
millenium pemerintah
Indonesia
serius
menaggapi
perkembangan telematika dalam bentuk keputusan politik. Keputusan Presiden No. 50 Tahun 2000 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia ( TKTI
), dan Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2001
tentang Pendayagunaan Telematika. Dalam bidang yang sama, khususnya terkait
dengan pengaturan dan pelaksanaan mengenai bidang usaha yang
bergerak di sector
telematika, diatur
oleh Direktorat Jendral Aplikasi Telematika ( Dirjen Aptel ) yang kedudukannya berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia.
Perkembangan Telematika
Di Indonesia
Peristiwa proklamasi 1945 membawa perubahan yang
bagi masyarakat Indonesia, dan
sekaligus menempatkannya pada situasi
krisis jati diri. Krisis ini terjadi karena Indonesia sebagai sebuah negara belum memiliki perangkat sosial, hukum, dan tradisi yang mapan. Situasi itu menjadi ‘bahan bakar’ bagi upaya-upaya pembangunan karakter bangsa di tahun 50-an dan 60-an. Di awal 70-an, ketika
kepemimpinan soeharto, orientasi pembangunan
bangsa digeser ke arah ekonomi,
sementara proses – proses yang dirintis sejak tahun 50-an
belum mencapai tingkat kematangan. Dalam latar belakang
sosial demikianlah telekomunikasi dan informasi, mulai dari radio,
telegrap, dan telepon, televise, satelit telekomunikasi, hingga
ke internet dan perangkat multimedia tampil dan berkembang di
Indonesia. Perkembangan telematika penulis
bagi menjadi 2 masa yaitu masa sebelum atau pra satelit
dan masa satelit.
1. Masa Pra-Satelit
Radio dan Telepon
Di periode pra satelit (sebelum tahun
1976),
perkembangan
teknologi komunikasi di Indonesia masih terbatas pada bidang telepon dan radio. Radio Republik Indonesia (RRI)
lahir dengan di dorong oleh kebutuhan yang
mendesak akan adanya alat perjuangan di masa
revolusi kemerdekaan tahun
1945, dengan menggunakan
perangkat
keras seadanya. Dalam situasi demikian ini para pendiri RRI melangsungkan pertemuan pada tanggal 11 September
1945 untuk merumuskan jati diri keberadaan RRI
sebagai sarana komunikasi antara
pemerintah dengan
rakyat, dan
antara rakyat dengan rakyat.
Sedangkan telepon pada masa itu tidak terlalu penting sehingga anggaran pemerintah untuk membangun telekomunikasipun masih kecil jumlahnya. Saat itu, telepon dikelola oleh PTT
(Perusahaan Telepon dan Telegrap) saja. Sampai pergantian rezim dari Orla ke Orba di tahun
1965, RRI
merupakan operator tunggal siaran radio di Indonesia. Setelah itu bermunculan radio – radio siaran swasta. Lima tahun kemudian muncul PP NO. 55 tahun 1970 yang
mengatur tentang radio
siaran non pemerintah.
Periode awal tahun 1960-an merupakan masa suram bagi pertelekomunikasian Indonesia,
para ahli teknologi masih menggeluti teknologi sederhana
dan
“kuno”. Misalnya
saja, PTT
masih menggunakan sentral-sentral telepon yang
manual, teknik radio High Frequency ataupun saluran kawat terbuka
(Open Were Lines). Pada masa itu, banyak negara pemberi
dana untuk Indonesia – termasuk pendana untuk pengembangan telekomunikasi, menghentikan bantuannya.
Hal
itu karena semakin memburuknya situasi
dan kondisi ekonomi
dan politi di Indonesia.
Tercatat bahwa pada masa 1960-1967, hanya Jerman saja yang masih bersikap setia dan menaruh perhatian besar pada
bidang telekomunikasi Indonesia, dan
menyediakan
dana
walau di masa-masa sulit sekalipun.
Ketika itu pengembangan telekomunikasi masih difokuskan pada
pengadaan sentra telepon, baik untuk komunikasi lokal maupun jarak jauh,
dan
jaringan kabel. Indonesia saat itu belum memiliki
satelit. Sentral telepon beserta perlengkapan hubungan jarak jauh ini diperoleh dari Jerman. Pada saat itu, Indonesia
hanya dapat membeli produk yang
sama,
dari
perusahaan yang sama, yakni
Perusahaan Jerman.
Tidak ada pilihan lain
bagi Indonesia.
Keleluasaan barulah
bisa dirasakan setelah di tahun
1967/1968 mengalir pinjaman-pinjaman
ke Indonesia, baik
bilateral ataupun pinjaman multilateral
dari Bank Dunia, melalui pinjaman yang
disepakati IGGI. Akan tetapi, pada masa inipun inovasi dalam pemfungsian teknologi telekomunikasi masih belum berkembang dengan
baik di negeri ini. Peda dasarnya kita
memberi dan memakai perlengkapan seperti switches, cables, carries yang
sudah lazim kita
pakai
sebelumnya.
2. Masa Satelit
Satelit Domestik Palapa
Gagasan tentang
peluncuran satelit bagi telekomunikasi domestik di Indonesia bisa ditelusuri
asal muasalnya dari sebuah konferensi di Janewa tahun 1971 yang disebut WARCST (World
Administrative Radio
Confrence on Space Telecomunication).
Pada konferensi
itu di tampilkan
pila pameran dari
perusahaan raksasa pesawat
terbang Hughes. Perusahaan inilah yang mengusulkan ide pemanfaatan satelit bagi kepentingan domestik Indonesia. Hal tersebut disambut oleh Suhardjono yang berlatar belakang militer
dan membawa masalah satelit
itu sampai ke Presiden RI.
Selain pertimbangan kelayakan ekonomi dan
teknis,
sejarah
peluncuran
satelit ini juga diwarnai oleh kepentingan politik
dimana hubungan antara Indonesia dengan negara- negara
lain sudah mulai bersahabat. Di sisi
lain, satelit memungkinkan penyebaran luas
ideologi negara ke
masyarakat luas melalui
TV, satelit juga
menguntungkan secara ekonomi.
Komunikasi tentang cara-cara menggali sumber
daya
alam dapat berlangsung dengan mudah. Ini berlaku untuk kasus tembaga pura (Freeport) dan di Dili. Peluncuran
satelit Palapa di Cape Canaveral, Florida, bulan Agustus 1976 pada panel peluncuran terdapat 3 orang Indonesia dan
perwakilan
dari
perusahaan NASA dan
Hughes.
Kejadian ini diresmikan juga melalui
pidato kenegaraan
oleh presiden Soeharto di Jakarta, tanggal 16 Agustus 1976. ini merupakan satu- satunya proyek teknologi yang mendapat
tempat terhormat di gedung Parlemen. Namun peluncuran satelit itu merupakan kebijakan
nasional yang gagasan awalnya dicetuskan
oleh
pemerintah.
Kesimpulan :
Telematika merupakan suatu teknologi yang
menggabungkan antara telekomunikasi dan
informatika.
Hal ini yang memungkinkan terjadinya pertukaran
informasi dengan
sistem digital,baik satu
arah
maupun dua arah.
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar