Translate

Selasa, 01 Mei 2018

ORGANISASI


1.            PENGERTIAN ORGANISASI
Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi dasar dalam manajemen untuk mencapai sasaran yang ditetapkan oleh Organisasi. Pengorganisasian ini berkaitan dengan pengelompokan kegiatan, pengaturan orang maupun sumber daya lainnya dan mendelegasikannya kepada individu ataupun unit tertentu untuk menjalankannya sehingga diperlukan penyusunan struktur organisasi yang memperjelas fungsi-fungsi setiap bagian dan sifat hubungan antara bagian-bagian tersebut.

2.            BENTUK STRUKTUR ORGANISASI
Bentuk struktur organisasi pada umumnya berbeda-beda serta memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Berdasarkan hubungan yang ada pada organisasi menurut Hasibuan (2010:150) terdapat lima jenis bentuk struktur utama organisasi, bentuk struktur organisasi tersebut dapat dibedakan sebagai berikut :
2.1  Bentuk Organisasi Lini (Line Organization)
Organisasi lini ini diciptakan oleh Henry Fayol, dalam tipe organisasi lini terdapat garis wewenang, kekuasaan yang menghubungkan langsung secara vertikal dari atasan ke bawahan.
Ciri-ciri organisasi lini adalah :
1.  Organisasinya relatif kecil dan sederhana.
2.  Hubungan antara atasan dengan bawahan masih bersifat langsung melalui garis wewenang terpendek.
3.  Pucuk pimpinan biasanya pemilik perusahaan dan merupakan satu-satunya sumber kekuasaan, keputusan dan kebijakan dari organisasi.
4.  Jumlah karyawan relatif sedikit dan saling mengenal.
5.  Tingkat spesialisasinya belum begitu tinggi dan alat-alatnya tidak beraneka macam.
6.  Pucuk pimpinan merupakan satu-satunya sumber kekuasaan, keputusan, dan kebijaksanaan dari organisasi.
7.  Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh atas segala bidang pekerjaan yang ada didalam unitnya.

Keunggulannya :
1.    Kesatuan pimpinan dan azas kesatuan komando tetap dipertahankan sepenuhnya.
2.    Garis komando dan pengendalian tugas, tidak mungkin terjadi kesimpang siuran karena pimpinan langsung berhubungan dengan karyawan.
3.    Proses pengambilan keputusan, kebijaksanaan, dan instruksi-instruksi berjalan cepat.
4.    Pengawasan melekat (waskat) secara ketat terhadap kegiatan-kegiatan karyawan dapat dilaksanakan.
5.    Kedisiplinan dan semangat kerja karyawan umumnya baik.
6.    Koordinasi relatif mudah dilaksanakan.
7.    Rasa solidaritas dan esprit de crop para karyawan pada umumnya tinggi, karena masih saling mengenal.

Kelemahannya :
1.    Tujuan pribadi pucuk pimpinan dan tujuan organisasi seringkali tidak dapat dibedakan.
2.    Adanya kecenderungan pucuk pimpinan bertindak secara otoriter/diktator.
3.    Maju mundurnya organisasi bergantung kepada kecakapan pucuk pimpinan saja, karena wewenang menetapkan keputusan, kebijaksanaan, dan pengendalian dipegang sendiri.
4.    Organisasi secara keseluruhan terlalu bergantung pada satu orang.
5.    Kaderisasi dan pengembangan bawahan kurang mendapatkan perhatian, karena mereka tidak diikutsertakan dalam perencanaan, pengambilan keputusan, dan pengendalian.
6.    Rencana, keputusan, kebijaksanaan dan pengendalian relatif kurang baik, karena adanya keterbatasan (limits factor) manusia.

2.2  Bentuk Organisasi Lini dan Staf (Line and staff organization)
Bentuk organisasi lini dan staf pada dasarnya merupakan kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional. Asas kesatuan komando tetap dipertahankan dan pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dari pucuk pimpinan kepada pimpinan dibawahnya. Pucuk pimpinan tetap sepenuhnya berhak menetapkan keputusan, kebijaksanaan, dan merealisasikan tujuan perusahaan. Dalam membantu kelancaran tugas pimpinan, ia mendapat bantuan dari para staf. Tugas para staf hanya memberikan bantuan, pemikiran saran-saran, data, informasi, dan pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan keputusan dan kebijaksanaannya.
Ciri-ciri organisasi lini dan staf :
1.  Pucuk pimpinan hanya satu orang dan dibantu oleh para staf.
2.  Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staf.
3.  Kesatuan perintah tetap dipertahankan, setiap atasan mempunyai bawahan tertentu dan setiap bawahannya hanya mempunyai seorang atasan langsung.
4.  Organisasinya besar, karyawannya banyak dan pekerjaannya bersifat kompleks.
5.  Hubungan antara atasan dengan para bawahannya tidak bersifat langsung.
6.  Pimpinan dan para karyawan tidak semuanya saling mengenal.
7.  Spesialisasi yang beraneka ragam diperlukan dan digunakan secara optimal.

 Keunggulannya :
1.        Asas kesatuan pimpinan tetap dipertahankan, sebab pimpinan tetap berada dalam satu tangan saja.
2.        Adanya pengelompokan wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staf.
3.        Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas antara pimpinan, staf dan pelaksana.
4.        Pimpinan mempunyai bawahan tertentu, sedang bawahan hanya mempunyai seorang atasan tertentu saja.
5.        Bawahan hanya mendapat perintah dan memberikan tanggung jawab kepada seorang atasan tertentu saja.
6.        Pelaksanaan tugas-tugas pimpinan relatif lebih lancar, karena mendapat bantuan data, informasi, saran-saran, dan pemikiran para stafnya.
7.        Asas the right man in the right place lebih mudah dilaksanakan.
8.        Organisasi ini fleksibel dan luwes, karena dapat diterapkan pada organisasi besar maupun kecil, organisasi perusahaan maupun organisasi sosial.
9.        Kedisiplian dan moral karyawan tinggi, karena tugas-tugasnya sesuai dengan keahliannya.
10.     Keuntungan dari spesialisasi dapat diperoleh seoptimal mungkin.
11.     Koordinasi relatif mudah dilaksanakan, karena sudah ada pembagian tugas yang jelas.
12.     Bakat karyawan yang berbeda-beda dapat dikembangkan, karena mereka bekerja sesuai dengan kecakapan dan keahliannya.
13.     Perintah dan pertanggungjawaban melalui garis vertikal terpendek.

Kelemahannya :
1.  Kelompok pelaksana sering bingung untuk membedakan perintah atau bantuan nasihat.
2.  Solidaritas dan esprit de corp karyawan kurang, karena tidak saling mengenal.
3.  Persaingan kurang sehat sering terjadi, sebab setiap unit atau bagian menganggap tugas-tugasnyalah yang terpenting.


2.3   Bentuk Organisasi Fungsional.

Diciptakan oleh F.W. Taylor, bentuk organisasi ini disusun berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan. Pada tipe organisasi ini, masalah pembagian kerja mendapat perhatian yang sungguh-sungguh, pembagian kerja didasarkan pada “spesialisasi” yang sangat mendalam dan setiap pejabat.
 Ciri-ciri organisasi fungsional :
1. Pembagian tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan.
2. Bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan.
3. Penempatan pejabat berdasarkan spesialisasinya.
4. Koordinasi menyeluruh biasanya hanya diperlukan pada tingkat atas.
5. Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu lini dan fungsional.

Keunggulannya :
1.  Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal.
2.  Keuntungannya adanya spesialisasi dapat diperoleh seoptimal mungkin.
3.  Para karyawan akan terampil dibidangnya masing-masing.
4.  Efisiensi dan produktivitas dapat ditingkatkan.
5.  Solidaritas, moral dan kedisiplinan karyawan yang mengerjakan pekerjaan yang sama tinggi.
6.  Direktur Utama tugasnya ringan, karena para direkturnya adalah spesialis dibidangnya masing-masing.

Kelemahannya :
1.  Para bawahan sering bingung karena mendapat perintah dari beberapa atasan.
2.  Pekerjaan kadang-kadang sangat membosankan karyawan.
3.  Para karyawan sulit mengadakan alih tugas (tour of duty = tour of area), akibat spesialisasi yang mendalam, kecuali mengikuti pelatihan terlebih dahulu.
4.  Karyawan terlalu mementingkan bidangnya atau spesialisasinya, sehingga koordinasi secara menyeluruh sulit dilakukan.
5.  Sering terjadi solidaritas kelompok yang berlebihan, sehingga dapat menimbulkan pengkotak-kotakkan ikatan karyawan yang sempit.



2.4  Bentuk Organisasi Lini, Staf dan Fungsional.
Merupakan kombinasi dari organisasi lini, lini dan staf, dan fungsional, biasanya diterapkan pada organisasi besar serta kompleks. Pada tingkat Dewan Komisaris (board of director) diterapkan tipe organisasi lini dan staf, sedangkan pada tingkat middle manager diterapkan tipe organisasi fungsional.
Organisasi ini dilakukan dengan cara menggabungkan kebaikan dan menghilangkan kelemahan dari ketiga tipe organisasi tersebut.


2.5  Bentuk Organisasi Komite.
Suatu organisasi yang masing-masing anggota mempunyai wewenang yang sama dan pimpinannya kolektif. Organisasi komite (panitia = committees organization) mengutamakan pimpinan, artinya dalam organisasi ini terdapat pimpinan “kolektif presidium/plural executive” dan komite ini bersifat manajerial. Komite dapat juga bersifat formal atau informal, komite-komite itu dapat dibentuk sebagai suatu bagian dari struktur organisasi formal, dengan tugas-tugas dan wewenang dibagikan secara khusus.
Ciri-ciri organisasi komite :
1.  Pembagian tugasnya jelas dan tertentu.
2.  Wewenang semua anggota sama besarnya.
3.  Tugas pimpinan dilaksanakan secara kolektif dan tanggung jawabnya pun secara kolektif.
4.  Para pelaksana dikelompokkan menurut bidang/komisi tugas tertentu yang harus dilaksanakan dalam bentuk gugus tugas (task force).
5.  Keputusan merupakan keputusan semua anggotanya.

Keunggulannya :
1.  Keputusan yang diambil relatif lebih baik, karena diputuskan oleh beberapa orang.
2.  Kecenderungan untuk bertindak secara otoriter/diktator dapat dicegah.
3.  Pembinaan dan partisipasi dapat ditingkatkan.

Kelemahannya :
1.    Penanggung jawab keputusan kurang jelas, sebab keputusan merupakan keputusan bersama.
2.    Waktu untuk mengambil keputusan lama dan biayanya besar.
3.    Adanya tirani mayoritas yang dapat memaksakan keinginannya melalui voting


 

 

DAFTAR PUSTAKA

Kho, Budi. 2017. Pengertian dan Bentuk-bentuk Struktur Organisasi
(Diakses pada 27 April 2018)

(Diakses pada 27 April 2018)

TEORI ORGANISASI


1.            PENGERTIAN
Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih, atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian tujuan bersama, organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
1.1  Organisasi Dalam Arti Statis
Organisasi dalam arti statis berarti melihat organisasi sebagai sesuatu yang tidak bergerak atau diam. Melihat organisasi sebagai sesuatu yang tidak bergerak berarti melihat organisasi itu seperti yang tergambar dalam bagan (organogram) yang beraneka ragam. Ada berbagai macam pandangan tentang organisasi dalam arti statis, antara lain sebagai berikut :
1.1.1     Organisasi dipandang sebagai wadah atau sebagai alat yang berarti :
1.    Organisasi sebagai alat pencapaian tujuan yang ditetapkan sebelumnya,
2.    Organisasi merupakan wadah daripada sekelompok orang (group of people) yang mengadakan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
3.    Organisasi sebagai wadah atau tempat di mana administrasi dan manajemen dijalankan yang memungkinkan administrasi dan menajemen itu bergerak sehingga memberi bentuk pada administrasi dan manajemen.
1.1.2     Organisasi dipandang sebagai jaringan dari hubungan kerja yang bersifat formal seperti yang tergambar dalam suatu bagan dengan mempergunakan kotak-kotak yang beraneka ragam. Kotak-kotak tersebut member gambaran tentang kedudukan atau jabatan yang harus diisi oleh orang-orang yang memenuhi persyaratan sesuai dengan fungsi masing-masing.
1.1.3     Organisasi dipandang sebagai saluran hirarki kedudukan atau jabatan yang ada yang menggambarkan secara jelas tentang garis wewenang, garis komando dan garis tanggungjawab.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa organisasi dalam arti statis merupakan wadah atau tempat kegiatan administrasi dan manajemen berlangsung dengan gambaran yang jelas tentang saluran hirarki daripada kedudukan, jabatan wewenang, garis komando dan tanggungjawab.
1.2  Organisasi Dalam Arti Dinamis
Organisasi dalam arti dinamis berarti memandang organisasi sebagai suatu organ yang hidup, suatu organisme yang dinamis. Memandang organisasi sebagai organisme yang dinamis berarti memandang organisasi tidak hanya dari segi bentuk dan wujudnya, tetapi juga melihat organisasi itu dari segi isinya. Isi daripada organisasi adalah sekelompok orang-orang yang melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan bersama. Dengan kata lain organisasi dalam arti dinamis berarti menyoroti aktivitas atau kegiatan yang ada didalam organisasi, serta segala macam aspek yang berhubungan dengan usaha pencapaian tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian terdapat berbagai macam pandangan tentang organisasi dalam arti dinamis, sebagai berikut :
1.2.1     Organisasi dalam arti dinamis berarti organisasi itu selalu bergerak mengadakan pembagian tugas atau pekerjaan sesuai dengan system yang telah ditentukan serta sesuai pula dengan lingkup daripada organisasi itu.
1.2.2     Organisasi dalam arti dinamis berarti memandang organisasi itu dari segi isinya, yaitu sekelompok orang yang melakukan kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Jadi organisasi dalam arti dinamis menyoroti unsur manusia yang ada di dalamnya. Manusia merupakan unsur terpenting dari seluruh unsur organisasi karena hanya manusialah yang memiliki sifat kedinamisan.
Organisasi dalam arti dinamis selalu diharapkan kepada dua macam kemungkinan, yaitu :
1.2.1 Kemungkinan untuk tumbuh dan berkembang, yaitu berarti organisasi selalu bergerak untuk tumbuh dan berkembang sesuai tuntutan zaman. Pertumbuhan dan perkembangan organisasi dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif. Yang lebih penting adalah pertumbuhan dan perkembangan organisasi yang bersifat kualitatif.
1.2.2 Kemungkinan organisasi itu akan mati. Hal ini merupakan ancaman dan tantangan yang mau tidak mau harus dapat diatasi.

Kematian organisasi merupakan tantangan dalam arti bahwa orang-orang yang tergabung dalam organisasi itu diharapkan dengan berbagai masalah atau persoalan dalam tingkat atau kadar persoalan yang berbeda-beda. Setiap masalah harus dapat diatasi, karena apabila tidak dapat diatasi akan menjadi hambatan atas jalannya organisasi. Kematian organisasi merupakan ancaman, yang berarti segenap aspirasi yang ditampung dalam organisasi akan bubar berantakan. Ancaman kematian suatu organisasi dapat bersumber dari dalam maupun dari luar. Ancaman yang datang dari dalam adalah ancaman yang datangnya dai anggota sendiri, misalnya: para anggota bersifat statis, tidak mau menerima perubahan (metode) baru, tidak ada rasa memiliki dari para anggota dan lain sebagainya.

Ancaman yang datangnya dari luar adalah anacaman yang datangnya dari berbagai organisasi lain dalam bentuk persaingan, baik secara wajar (persaingan sehat) maupun secara tidak sehat (tidak wajar), baik persaingan itu dilakukan secara terbuka (terang-terangan) maupun secara tertutup (terselubung).

Dengan demikian organisasi dalam arti dinamis berarti organisasi selalu bergerak, tumbuh dan berkembang untuk mempertahankan eksistensinya. bergerak, tumbuh dan berkembangnya organisasi pada dasarnya merupakan kenyataan hidup.
Dari uraian di atas kita dapat mengatakan bahwa organisasi dalam arti dinamis merupakan proses kerjasama antara orang-orang yang tergabung dalam suatu wadah tentu untuk mencapai tujuan bersama seperti yang telah disampaikan secara bersama pula. Proses adalah langkah-langkah yang harus dilalui. Langkah-langkah yang harus dilalui dalam usaha mencapai tujuan bersama dimulai dari proses perencanaan (planning), proses pengorganisasian (organizing), pemberian motivasi (motivating), proses pengawasan (controlling) dan proses pengambilan keputusan (decision making). Proses tersebut sering disebut sebagai fungsi manajemen sehingga organisasi dalam arti dinamis disebut pula organisasi sebagai fungsi, yaitu organisasi yang member kemungkinan manajemen untuk bergerak.

Organisasi sebagai proses juga memandang organisasi dari segi interaction antara orang-orang yang ada di dalam organisasi itu. Interaksi yang terjadi di dalam organisasi dapat berlangsung secara formal (hubungan-hubungan formal), dan secara informal (hubungan-hubungan informal).

Hubungan formal adalah hubungan-hubungan yang mengikuti pola seperti yang telah diatur dalam dasar hukum pendirian organisasi, sesuai struktur organisasi, seperti yang telah ditetapkan secara resmi oleh pimpinan.

Hubungan informal adalah hubungan-hubungan yang terjadi dalam organisasi yang tidak terikat oleh dasar hukum pendirian organisasi, tidak terikat oleh struktur organisasi, tidak terikat oleh hirarki, tidak terikat oleh aturan-aturan yang ditetapkan secara resmi oleh pimpinan organisasi. Oleh karena itu hubungan-hubungan informal tidak tampak dalam struktur organisasi atau tidak tergambar dalam bagan organisasi.

Hubungan-hubungan informal berdasarkan kepada hubungan-hubungan pribadi atau personal relations, dan atas dasar kesamaan kepentingan di dalam organisasi. Interaksi yang terjadi didalam organisasi dapat terjadi antara atasan dengan bawahan, antara bawahan dengan atasan, bawahan dengan bawahan, atasan dan atasan. Dengan kata lain interaksi yang terjadi di dalam organisasi dapat terjadi secara vertical, horizontal maupun secara diagonal. Baik buruknya organisasi sangat ditentukan oleh keserasian interaksi, kemampuan dan hubungan kerja yang terjadi didalam organisasi. Oleh karena itu organisasi dalam arti dinamis atau dalam arti proses lebih banyak menyoroti factor manusia dalam organisasi.

Kesimpulan yang dapat kita ambil lebih lanjut ialah bahwa organisasi itu tidak hanya sekedar sebagai wadah saja, tetapi juga sebagai sistem kerja-sama, sebagai sistem tata hubungan kerja dan sebagai proses pembagian tugas.

2.            CIRI ORGANISASI
Adapun ciri-ciri dari organisasi adalah :
1.  Adanya komponen ( atasan dan bawahan)
2. Adanya kerja sama (cooperative yang berstruktur dari sekelompok orang)
3. Adanya tujuan
4. Adanya sasaran
5. Adanya keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati
6. Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas

Menurut Berelson dan Steiner(1964:55) sebuah organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Formalitas, merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur,
kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.
2. Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola
kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi daripada anggota biasa pada organisasi tersebut.
3.            Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala “birokrasi”.
Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu organisasi lebih lama daripada keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu

Ada juga yang menyatakan bahwa organisasi sosial, memiliki beberapa ciri lain yang behubungan dengan keberadaan organisasi itu. Diantaranya ádalah:
1. Rumusan batas-batas operasionalnya(organisasi) jelas. Seperti yang telah dibicarakan
diatas, organisasi akan mengutamakan pencapaian tujuan-tujuan berdasarkan keputusan yang telah disepakati bersama. Dalam hal ini, kegiatan operasional sebuah organisasi dibatasi oleh ketetapan yang mengikat berdasarkan kepentingan bersama, sekaligus memenuhi aspirasi anggotanya.
2. Memiliki identitas yang jelas. Organisasi akan cepat diakui oleh masyarakat sekelilingnya apabila memiliki identitas yang jelas. Identitas berkaitan dengan informasi mengenai organisasi, tujuan pembentukan organisasi, maupun tempat organisasi itu berdiri, dan lain sebagainya.
3. Keanggotaan formal, status dan peran. Pada setiap anggotanya memiliki peran serta tugas masing masing sesuai dengan batasan yang telah disepakati bersama.


3.                                                    UNSUR ORGANISASI
1. Manusia (Man).
2. Kerjasama.
3. Tujuan Bersama.
4. Peralatan (Equipment).
5. Lingkungan.
6. Kekayaan alam.
7. Kerangka/Konstruksi mental
Secara garis besar organisasi mempunyai tiga unsur yaitu :
1. Manusia.
2. Kerjasama.
3. Tujuan bersama-sama.
Dari ketiga unsur tersebut saling terkait dan mempunyai satu kesatuan. Dari
berbagai macam teori organisasi yang di kemukakan oleh para ahli tidak ada satu pun yang memiliki kebenaran mutlak. dan antara teori organisasi yang satu dengan yang lain saling melengkapi.

Unsur-unsur Organisasi Setiap bentuk organisasi akan mempunyai unsur-unsur tertentu, yang antara lain sebagai berikut :
1.    Sebagai wadah atau tempat untuk bekerja sama.
2.    Proses kerja sama sedikitnya antara dua orang
3.    Jelas tugas dan kedudukannya masing-masing
4.    Ada tujuan tertentu

Secara ringkas unsur-unsur organisasi yang paling dasar adalah :
1.    Harus ada wadah atau tempatnya untuk bekerja sama.
2.    Harus ada orang-orang yang bekerja sama.
3.    Kedudukan dan tugas masing-masing orang harus jelas.
4.    Harus ada tujuan bersama yang mau dicapai.

4.                            TEORI ORGANISASI
Di dalam perkembangannya, teori-teori organisasi telah mengalami banyak perubahan dari masa ke masa dengan melihat pada variabel-variabel yang menjadi pusat perhatiannya, antara lain digolongkan sebagai berikut :
4.1          Teori Manajemen Ilmiah / Klasik
Variabel yang diperhatikan dalam manajemen ilmiah:
1.    Pentingnya peran manajer
2.    Pemanfaatan dan pengangkatan tenaga kerja
3.    Tanggung jawab kesejahteraan karyawan
4.    Iklim kondusif
5.    Manajemen ilmiah (scientific management) memperhatikan prinsip-prinsip
6.    di dalam pembagian kerja dengan para pakarnya
4.2          Teori Hubungan Antar Manusia (1930 - 1950)
Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan psikologis terhadap bawahan, yaitu dengan mengetahui perilaku individu bawahan sebagai suatu kelompok hubungan manusiawi untuk menunjang tingkat produktivitas kerja. Sehingga ada suatu rekomendasi bagi para manajer bahwa organisasi itu adalah suatu sistem sosial dan harus memperhatikan kebutuhan sosial dan psikologis karyawan agar produktivitasnya bisa lebih tinggi.
4.3          Teori Aliran Kuantitatif
Memfokuskan keputusan manajemen didasarkan atas perhitungan yang dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ilmu manajemen yang biasa dimulai dengan langkah
sebagai berikut :
1.    Merumuskan masalah
2.    Menyusun model aritmatik
3.    Mendapatkan penyelesaikan dari model
4.    Mengkaji model dan hasil model
5.    Menetapkan pengawasan atas hasil
6.    Mengadakan implementasi
7.    Alat bantu yang sering digunakan dalam metode ini adalah metode
8.    statistik dan komputerisasi untuk melihat kemungkinan dan peluang sebagai informasi yang dibutuhkan pihak manajemen.

DAFTAR PUSTAKA

1.     Herawati, Nur Rafida dan Rini Kurniasih, 2012. Konsep Dasar Organisasi  Definisi, Tujuan dan Proses. Surakarta.

  1. Sriatmi, Ayun. Organisasi Manajemen. http://eprints.undip.ac.id/5780/1/ORGANISASI_MANAJEMEN_-_AYUN_SRIATMI.pdf (Diakses tanggal 27 April 2018)

  1. Endang.
digilib.unila.ac.id/566/4/4. Tesis - Endang - Bab II.pdf  (Diakses tanggal 27 April 2018)