Translate

Selasa, 01 Mei 2018

ORGANISASI


1.            PENGERTIAN ORGANISASI
Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi dasar dalam manajemen untuk mencapai sasaran yang ditetapkan oleh Organisasi. Pengorganisasian ini berkaitan dengan pengelompokan kegiatan, pengaturan orang maupun sumber daya lainnya dan mendelegasikannya kepada individu ataupun unit tertentu untuk menjalankannya sehingga diperlukan penyusunan struktur organisasi yang memperjelas fungsi-fungsi setiap bagian dan sifat hubungan antara bagian-bagian tersebut.

2.            BENTUK STRUKTUR ORGANISASI
Bentuk struktur organisasi pada umumnya berbeda-beda serta memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Berdasarkan hubungan yang ada pada organisasi menurut Hasibuan (2010:150) terdapat lima jenis bentuk struktur utama organisasi, bentuk struktur organisasi tersebut dapat dibedakan sebagai berikut :
2.1  Bentuk Organisasi Lini (Line Organization)
Organisasi lini ini diciptakan oleh Henry Fayol, dalam tipe organisasi lini terdapat garis wewenang, kekuasaan yang menghubungkan langsung secara vertikal dari atasan ke bawahan.
Ciri-ciri organisasi lini adalah :
1.  Organisasinya relatif kecil dan sederhana.
2.  Hubungan antara atasan dengan bawahan masih bersifat langsung melalui garis wewenang terpendek.
3.  Pucuk pimpinan biasanya pemilik perusahaan dan merupakan satu-satunya sumber kekuasaan, keputusan dan kebijakan dari organisasi.
4.  Jumlah karyawan relatif sedikit dan saling mengenal.
5.  Tingkat spesialisasinya belum begitu tinggi dan alat-alatnya tidak beraneka macam.
6.  Pucuk pimpinan merupakan satu-satunya sumber kekuasaan, keputusan, dan kebijaksanaan dari organisasi.
7.  Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh atas segala bidang pekerjaan yang ada didalam unitnya.

Keunggulannya :
1.    Kesatuan pimpinan dan azas kesatuan komando tetap dipertahankan sepenuhnya.
2.    Garis komando dan pengendalian tugas, tidak mungkin terjadi kesimpang siuran karena pimpinan langsung berhubungan dengan karyawan.
3.    Proses pengambilan keputusan, kebijaksanaan, dan instruksi-instruksi berjalan cepat.
4.    Pengawasan melekat (waskat) secara ketat terhadap kegiatan-kegiatan karyawan dapat dilaksanakan.
5.    Kedisiplinan dan semangat kerja karyawan umumnya baik.
6.    Koordinasi relatif mudah dilaksanakan.
7.    Rasa solidaritas dan esprit de crop para karyawan pada umumnya tinggi, karena masih saling mengenal.

Kelemahannya :
1.    Tujuan pribadi pucuk pimpinan dan tujuan organisasi seringkali tidak dapat dibedakan.
2.    Adanya kecenderungan pucuk pimpinan bertindak secara otoriter/diktator.
3.    Maju mundurnya organisasi bergantung kepada kecakapan pucuk pimpinan saja, karena wewenang menetapkan keputusan, kebijaksanaan, dan pengendalian dipegang sendiri.
4.    Organisasi secara keseluruhan terlalu bergantung pada satu orang.
5.    Kaderisasi dan pengembangan bawahan kurang mendapatkan perhatian, karena mereka tidak diikutsertakan dalam perencanaan, pengambilan keputusan, dan pengendalian.
6.    Rencana, keputusan, kebijaksanaan dan pengendalian relatif kurang baik, karena adanya keterbatasan (limits factor) manusia.

2.2  Bentuk Organisasi Lini dan Staf (Line and staff organization)
Bentuk organisasi lini dan staf pada dasarnya merupakan kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional. Asas kesatuan komando tetap dipertahankan dan pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dari pucuk pimpinan kepada pimpinan dibawahnya. Pucuk pimpinan tetap sepenuhnya berhak menetapkan keputusan, kebijaksanaan, dan merealisasikan tujuan perusahaan. Dalam membantu kelancaran tugas pimpinan, ia mendapat bantuan dari para staf. Tugas para staf hanya memberikan bantuan, pemikiran saran-saran, data, informasi, dan pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan keputusan dan kebijaksanaannya.
Ciri-ciri organisasi lini dan staf :
1.  Pucuk pimpinan hanya satu orang dan dibantu oleh para staf.
2.  Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staf.
3.  Kesatuan perintah tetap dipertahankan, setiap atasan mempunyai bawahan tertentu dan setiap bawahannya hanya mempunyai seorang atasan langsung.
4.  Organisasinya besar, karyawannya banyak dan pekerjaannya bersifat kompleks.
5.  Hubungan antara atasan dengan para bawahannya tidak bersifat langsung.
6.  Pimpinan dan para karyawan tidak semuanya saling mengenal.
7.  Spesialisasi yang beraneka ragam diperlukan dan digunakan secara optimal.

 Keunggulannya :
1.        Asas kesatuan pimpinan tetap dipertahankan, sebab pimpinan tetap berada dalam satu tangan saja.
2.        Adanya pengelompokan wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staf.
3.        Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas antara pimpinan, staf dan pelaksana.
4.        Pimpinan mempunyai bawahan tertentu, sedang bawahan hanya mempunyai seorang atasan tertentu saja.
5.        Bawahan hanya mendapat perintah dan memberikan tanggung jawab kepada seorang atasan tertentu saja.
6.        Pelaksanaan tugas-tugas pimpinan relatif lebih lancar, karena mendapat bantuan data, informasi, saran-saran, dan pemikiran para stafnya.
7.        Asas the right man in the right place lebih mudah dilaksanakan.
8.        Organisasi ini fleksibel dan luwes, karena dapat diterapkan pada organisasi besar maupun kecil, organisasi perusahaan maupun organisasi sosial.
9.        Kedisiplian dan moral karyawan tinggi, karena tugas-tugasnya sesuai dengan keahliannya.
10.     Keuntungan dari spesialisasi dapat diperoleh seoptimal mungkin.
11.     Koordinasi relatif mudah dilaksanakan, karena sudah ada pembagian tugas yang jelas.
12.     Bakat karyawan yang berbeda-beda dapat dikembangkan, karena mereka bekerja sesuai dengan kecakapan dan keahliannya.
13.     Perintah dan pertanggungjawaban melalui garis vertikal terpendek.

Kelemahannya :
1.  Kelompok pelaksana sering bingung untuk membedakan perintah atau bantuan nasihat.
2.  Solidaritas dan esprit de corp karyawan kurang, karena tidak saling mengenal.
3.  Persaingan kurang sehat sering terjadi, sebab setiap unit atau bagian menganggap tugas-tugasnyalah yang terpenting.


2.3   Bentuk Organisasi Fungsional.

Diciptakan oleh F.W. Taylor, bentuk organisasi ini disusun berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan. Pada tipe organisasi ini, masalah pembagian kerja mendapat perhatian yang sungguh-sungguh, pembagian kerja didasarkan pada “spesialisasi” yang sangat mendalam dan setiap pejabat.
 Ciri-ciri organisasi fungsional :
1. Pembagian tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan.
2. Bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan.
3. Penempatan pejabat berdasarkan spesialisasinya.
4. Koordinasi menyeluruh biasanya hanya diperlukan pada tingkat atas.
5. Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu lini dan fungsional.

Keunggulannya :
1.  Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal.
2.  Keuntungannya adanya spesialisasi dapat diperoleh seoptimal mungkin.
3.  Para karyawan akan terampil dibidangnya masing-masing.
4.  Efisiensi dan produktivitas dapat ditingkatkan.
5.  Solidaritas, moral dan kedisiplinan karyawan yang mengerjakan pekerjaan yang sama tinggi.
6.  Direktur Utama tugasnya ringan, karena para direkturnya adalah spesialis dibidangnya masing-masing.

Kelemahannya :
1.  Para bawahan sering bingung karena mendapat perintah dari beberapa atasan.
2.  Pekerjaan kadang-kadang sangat membosankan karyawan.
3.  Para karyawan sulit mengadakan alih tugas (tour of duty = tour of area), akibat spesialisasi yang mendalam, kecuali mengikuti pelatihan terlebih dahulu.
4.  Karyawan terlalu mementingkan bidangnya atau spesialisasinya, sehingga koordinasi secara menyeluruh sulit dilakukan.
5.  Sering terjadi solidaritas kelompok yang berlebihan, sehingga dapat menimbulkan pengkotak-kotakkan ikatan karyawan yang sempit.



2.4  Bentuk Organisasi Lini, Staf dan Fungsional.
Merupakan kombinasi dari organisasi lini, lini dan staf, dan fungsional, biasanya diterapkan pada organisasi besar serta kompleks. Pada tingkat Dewan Komisaris (board of director) diterapkan tipe organisasi lini dan staf, sedangkan pada tingkat middle manager diterapkan tipe organisasi fungsional.
Organisasi ini dilakukan dengan cara menggabungkan kebaikan dan menghilangkan kelemahan dari ketiga tipe organisasi tersebut.


2.5  Bentuk Organisasi Komite.
Suatu organisasi yang masing-masing anggota mempunyai wewenang yang sama dan pimpinannya kolektif. Organisasi komite (panitia = committees organization) mengutamakan pimpinan, artinya dalam organisasi ini terdapat pimpinan “kolektif presidium/plural executive” dan komite ini bersifat manajerial. Komite dapat juga bersifat formal atau informal, komite-komite itu dapat dibentuk sebagai suatu bagian dari struktur organisasi formal, dengan tugas-tugas dan wewenang dibagikan secara khusus.
Ciri-ciri organisasi komite :
1.  Pembagian tugasnya jelas dan tertentu.
2.  Wewenang semua anggota sama besarnya.
3.  Tugas pimpinan dilaksanakan secara kolektif dan tanggung jawabnya pun secara kolektif.
4.  Para pelaksana dikelompokkan menurut bidang/komisi tugas tertentu yang harus dilaksanakan dalam bentuk gugus tugas (task force).
5.  Keputusan merupakan keputusan semua anggotanya.

Keunggulannya :
1.  Keputusan yang diambil relatif lebih baik, karena diputuskan oleh beberapa orang.
2.  Kecenderungan untuk bertindak secara otoriter/diktator dapat dicegah.
3.  Pembinaan dan partisipasi dapat ditingkatkan.

Kelemahannya :
1.    Penanggung jawab keputusan kurang jelas, sebab keputusan merupakan keputusan bersama.
2.    Waktu untuk mengambil keputusan lama dan biayanya besar.
3.    Adanya tirani mayoritas yang dapat memaksakan keinginannya melalui voting


 

 

DAFTAR PUSTAKA

Kho, Budi. 2017. Pengertian dan Bentuk-bentuk Struktur Organisasi
(Diakses pada 27 April 2018)

(Diakses pada 27 April 2018)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar