Translate

Selasa, 01 Mei 2018

KEPEMIMPINAN

1.     KEPEMIMPINAN
1.1         Pengertian
Banyak pengertian kepemimpinan (dalam Wahjosumidjo) , di antaranya
adalah:
1.1.1           Menurut George P. Terry “Leadership is the activity of influencing exercised to strive willingly for group objective". Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain untuk bekerja keras dengan penuh kemauan untuk tujuan kelompok.
1.1.2           Menurut Robert Tennenbaum, Irving R. Wischler, dan Fred Massarik
“Leadership as interpersonal influence exercised in a situation and directed, through the communication process, toward the attainment of a specialized goal or goals”. Kepemimpinan sebagai pengaruh antar pribadi yang terjadi pada suatu keadaan dan diarahkan melalui proses komunikasi ke arah tercapainya suatu tujuan ataupun tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
1.1.3           Pengertian lain dari Harold Koontz and Cyril O”Donnell “Leadership is
influencing people to follow in the achievement of a common goal”.

Kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum. Dari tiga pengertian tersebut di atas, jelas bahwa kepemimpinan itu adalah upaya untuk mempengaruhi seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan, baik tujuan tersebut telah ditetapkan atau tujuan lain yang lebih luas. Upaya tersebut lebih bersifat hubungan antar pribadi.

1.2         Sifat-sifat Kepemimpinan
Sifat-sifat kepemimpinan bergantung pada pendekatan kepemimpinan yang diacu dan jenis kepemimpinan yang diikuti. Pada pendekatan trait, sifat-sifat yang diharapkan dari pemimpin di antaranya adalah (a) intelegensi; (b) dominasi; (c) kepercayaan diri; (d) energi-aktivitas; (e) pengetahuan terhadap
tugas. (Bagus Riyono, Emi Zulaifah).

Pada pendekatan perilaku, sifat yang penting adalah berfungsi tidaknya
kelompok tersebut. Berfungsinya kelompok tersebut bergantung pada
hubungan antar manusianya dan hubungan dengan pekerjaannya.
Pada pendekatan situasional, sifat kepemimpinan sangat bergantung
pada tingkat aspirasi dan orientasi kelompok tersebut. Ki Hajar Dewantoro
menyebutkan bahwa sifat kepemimpinan adalah ing ngarso sung tulodho,
ing madya mangun karso, dan tut wuri handayani. Sejalan dengan ini
Stephen R. Covey, menyatakan sifat dan peran pemimpin adalah (a)
Pathfinding: perintis jalan; (b) Aligning: penyelaras langkah; (c)
Empowerment: pemberdaya anak buah; dan (d) Modelling: menjadi suri
tauladan.

Pada kepemimpinan transpormasional, sifat-sifat kepemimpinan yang
tampak di antaranya adalah (a) kharisma; (b) inspirasional; (c) perhatian
kepada anak buah yang bersifat individu (individualized consideration); dan
(d) kemampuan memberi stimulasi intelektual (intelectual stimulation)

1.3         Tipe-Tipe Kepemimpinan
Banyak sudut pandang dalam mengklasifikasi kepemimpinan. Secara garis besar paling tidak ada 5 macam kepemimpinan, yaitu:
1.3.1            Militeristik atau Otoriter
Yaitu pemimpin menentukan segala-galanya. Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah: (1) lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana, (2) menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan, (3) sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan, (4) menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya, (5) tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya, (6) komunikasi hanya berlangsung searah.
1.3.2           Demokratik
Kerjasama antara pemimpin dan anggota merupakan napas dari model kepemimpinan ini. Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat.
1.3.3           Laissez faire, pemimpin pasif
Anggotalah yang banyak dominan. Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem nepotisme. Oleh karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan kacau balau
1.3.4           Tipe kepemimpinan karismatis.
Tipe ini memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik memancarkan pengaruh dan daya tarik yang amat besar.
1.3.5           Tipe Kepemimpinan Paternalistis/Maternalistik
Kepemimpinan paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-sifat sebagai berikut: (1) mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan, (2) mereka bersikap terlalu melindungi, (3) mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri, (4) mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif, (5) mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri, (6) selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
Sedangkan tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda dengan tipe kepemimpinan paternalistik, yang membedakan adalah dalam kepemimpinan maternalistik terdapat sikap over-protective atau terlalu melindungi yang sangat menonjol disertai kasih sayang yang berlebih lebihan.
1.3.6           Tipe Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.
1.3.7           Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi, indutri, manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat.
1.3.8           Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator)
Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara lain: (1) mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi, (2) pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal, (3) berambisi untuk merajai situasi, (4) setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri, (5) bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan, (6) semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi, (7) adanya sikap eksklusivisme, (8) selalu ingin berkuasa secara absolut, (9) sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku, (10) pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.



2.    TEORI KEPEMIMPINAN
2.1         Teori orang-orang terkemuka
Bernard, Bingham, Tead dan Kilbourne menerangkan kepemimpinan berkenaan dengan sifat-sifat dasar kepribadian dan karakter.
2.2         Teori lingkungan
Mumtord, menyatakan bahwa pemimpin muncul oleh kemampuan dan keterampilan yang memungkinkan dia memecahkan masalah sosial dalam keadaan tertekan, perubahan dan adaptasi. Sedangkan Murphy, menyatakan kepemimpinan tidak terletak dalam darir individu melainkan merupakan fungsi dari suatu peristiwa.
2.3         Teori personal situasional
Case (1933) menyatakan bahwa kepemimpinan dihasilkan dari rangkaian tiga faktor, yaitu sifat kepribadian pemimpin, sifat dasar kelompok dan anggotanya serta peristiwa yang diharapkan kepada kelompok.
2.4         Teori interaksi harapan
Homan (1950) menyatakan semakin tinggi kedudukan individu dalam kelompok maka aktivitasnya semakin meluas dan semakin banyak anggota kelompok yang berhasil diajak berinteraksi.
2.5          Teori humanistik
Likert (1961) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan proses yang saling berhubungan dimana seseorang pemimpin harus memperhitungkan harapan-harapan, nilai-nilai dan keterampilan individual dari mereka yang terlibat dalam interaksi yang berlangsung.
2.6         Teori pertukaran
Blau (1964) menyatakan pengangkatan seseorang anggota untuk menempati status yang cukup tinggi merupakan manfaat yang besar bagi dirinya. Pemimpin cenderung akan kehilangan kekuasaaanya bila para anggota tidak lagi sepenuh hati melaksanakan segala kewajibannya.





3. PEMIMPIN
3.1 Pengertian
Seperti halnya kepemimpinan, pengertian pemimpin juga banyak, di antaranya adalah:
3.1.1     Pemimpin adalah anggota dalam kelompok yang mempengaruhi
kegiatan kelompok.
3.1.2     Pemimpin adalah salah seorang anggota yang terkemuka dari suatu kelompok atau organisasi yang begitu berpengaruh terhadap kegiatan dari anggota kelompoknya.
3.1.3     Seorang pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi dalam kelompok, berpengaruh terhadap orang lain sesuai dengan peranannya dalam posisi itu, mengkoordinir secara langsung dalam memelihara dan mencapai tujuan kelompok.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemimpin adalah seseorang yang memiliki status tertinggi di dalam kelompoknya, mendapat kepercayaan untuk membawa kelompok ke arah tujuan bersama.

3.2   Fungsi Pemimpin
Fungsi pemimpin banyak dan bervariasi, Ravin dan Rubin menyebutkan
ada 4 fungsi pemimpin, yaitu:
1.    Membantu menetapkan tujuan kelompok.
2.    Memelihara kelompok.
3.    Memberi simbol untuk identifikasi.
4.    Mewakili kelompok terhadap kelompok lain.

Menurut Krech, Chutchfield, dan Ballachey, menyebutkan fungsi pemimpin
lebih kompleks, yaitu:
1.    Pemimpin sebagai eksekutif.
2.    Pemimpin sebagai perencana.
3.    Pemimpin sebagai pembuat kebijakan (policy maker)
4.    Pemimpin sebagai seorang ahli (expert).
5.    Pemimpin sebagai mewakili kelompok untuk hubungan keluar.
6.    Pemimpin sebagai pengawas hubungan di dalam kelompok.
7.    Pemimpin sebagai orang yang memberikan hadiah dan hukuman.
8.    Pemimpin sebagai wasit (pelerai) dan perantara.
9.    Pemimpin sebagai contoh (teladan).
10. Pemimpin sebagai simbol dari kelompok.
11. Pemimpin sebagai pengganti tanggung jawab individual.
12. Pemimpin sebagai ideologist.
13. Pemimpin sebagai figur ayah.
14. Pemimpin sebagai tempat menmpakan segala kesalahan (scapegoat/
15. kambing hitam).

3.3     Faktor yang Menentukan Seseorang Menjadi Pemimpin
Ada beberapa faktor yang menjadikan seseorang menjadi pemimpin.
Masing-masing berbeda bergantung pada karakteristik kelompok yang
dipimpinnya, dan tujuan kelompok itu sendiri. Secara garis besar menurut
William Foote Whyte, ada 4 faktor yang menentukan seseorang menjadi
pemimpin, yaitu:
1.    Operational leadership; yaitu orang yang paling banyak inisiatif, menarik, dinamis, menunjukkan pengabdian yang tulus, menunjukkan prestasi kerja dalam kelompoknya.
2.    Popularity; yaitu orang yang paling banyak dikenal mempunyai kesempatan untuk menjadi pimpinan.
3.    The assumed representative; yaitu orang yang dapat mewakili kelompoknya mempunyai kesempatan besar untuk menjadi pemimpin.
4.    The prominent talent; yaitu orang yang mempunyai bakat kecakapan yang menonjol dalam kelompoknya mempunyai kesempatan untuk menjadi pemimpin.

Selain itu Wiyono Hadikusumo (dalam Siti Partini) menyatakan bahwa selain
bekal pengetahuan yang cukup dan keahlian khusus sesuai dengan
bidangnya, paling tidak ada 5 unsur yang harus dipenuhi untuk seseorang
dapat menjadi pemimpin, yaitu:
1.                              Psychology knowledge
2.                              Self knowledge
3.                              Human relations
4.                              Ability to apply knowledge
5.                              Personality cultivation.

3.4     Tipe-tipe Kepemimpinan
3.4.1        Tipe pemimpin pribadi, pemimpin yang tergolong tipe ini mempunyai hubungan langsung dengan para pegawainya. Kepemimpinan semacam ini biasanya sangat efektif  didalam usaha apa pun baik kecil maupun besar.
3.4.2        Tipe pemimpin non-pribadi, tipe pemimpin semacam ini hubungannya dengan para pegawainya sama sekali kurang atau berjalan tidak langsung, karena kepemimpinan yang dilakukan melalui cara-cara yang personal seperti perintah-perintah tertulis, keputusan-keputusan, pengamanan-pengamanan yang mengandung adanya bimbingan, rencana panji dan sumpah.
3.4.3        Tipe pemimpin otoriter, suatu bentuk kepemimpinan yang mempunyai karakteristik negatif dan sangat egois terhadap para bawahan.
3.4.4        Tipe pemimpin demokratis, dalam tipe kepemimpinan demokratis golongan pelaksana berpartisipasi penuh dalam mencapai tujuan organisasi tanpa ada rasa paksaan, disamping itu turut mengembangkan pemikiran-pemikiran dalam menentukan dan atau memutuskan metode-metode yang terbaik dalam pelaksanaan pekerjaan atau dengan pengertian lain.
3.4.5        Tipe kepemimpinan paternalitas (kebapaan), suatu tipe pemimpin yang bersifat seperti bapak yaitu sebagai pendidik, pengasuh, pembimbing, penasihat, tukang memerintah dan kurang mau menerima pendapat pengikutnya.
3.4.6        Tipe pemimpin alamiah, tipe kepemimpinan yang terbentuk tanpa ada yang mengangkat atau dengan kata lain kepemimpinan yang terjadi secara spontan yaitu atas dukungan dari para pengikut-pengikutnya.
3.4.7        Tipe pemimpin militeristis, model kepemimpinan yang kaku karena dalam mengarahkan pengikut-pengikutnya selalu bergantung pada pangkat dan jabatannya, senang kepada formalitas yang berlebihan dan tidak mau dikritik, menggemari atau menyukai upacara-upacara dan penghormatan yang berlebihan.
3.4.8        Tipe kepemimpinan kharismatis, mempunyai daya tarik yang amat besar terhadap pengikut-pengikutnya, seakan-akan dalam diri pemimpin tersebut terdapat suatu kekuatan yang luar biasa sehingga dalam waktu singkat banyak pengikutnya, dan pengikutnya tersebut tidak mengerti mengapa mereka terbius untuk mengikutnya.
3.4.9        Tipe pemimpin yang terbuka, tipe kepemimpinan ini corak hampir sama dengan tipe kepemimpinan demokratis, namun perbedaanya terletak dalam pengambilan keputusan, dimana dalam hal ini keputusan berada ditangan pemimpin.
3.4.10     Tipe pemimpin konservatif, dalam kepemimpinan ini diharapkan seorang pemimpin dapat memperjuangkan hal-hal yang sudah lewat dan dapat pula memperjuangkan hal-hal baru dan perubahan sosial.
3.4.11     Tipe pemimpin partisan, suatu corak kepemimpinan yang memihak, selalu pro dan kontra terhadap sesuatu. Pertimbangan dalam memihak demi kepentingan kelompoknya.
3.4.12     Tipe pemimpin yang bertahan dan serba terima, suatu tipe kepemimpinan yang mempunyai kepercayaan penuh terhadap pembantu-pembantu atau penasihat-penasihatnya. Dia lebih suka menerima yang dianggap baik dari orang kepercayaannya.
3.4.13     Tipe pemimpin yang serba menimbun, corak kepemimpinan sejenis ini sifatnya tertutup, kurang menerima hal-hal baru dan menganggap dirinya selalu yang benar, tidak menginginkan adanya kaderasi takut “dilangkahi” atau digeser.
3.4.14     Tipe pemimpin menyerang atau mengisap, corak kepemimpinan jenis berpedoman terhadap perasaannya bahwa sumber segala kebaikan berada dari luar yaitu dengan merebut dari orang lain dengan jalan kekerasan bila perlu dengan cara tipu msulihat.
3.4.15     Tipe pemimpin marketing, suatu corak kepemimpinan yang selalu berorientasi ke masa depan organisasi yaitu dengan selalu meningkatkan kemampuan atau dengan kata lain memperlakukan dirinya sebagai barang dagangan.
3.4.16     Tipe pemimpin produktif, suatu tipe pemimpin yang produktif dimana segala kecerdasan, kecakapan, dan kekuatannya diberikan kepada organisasi yang dipimpinnya hingga menjadi kenyataan.


DAFTAR PUSTAKA

  1. Yesa Martha Vita Simanungkalit dan Endang Setyaningsih. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT Lion Mentari Airlines.

  1. Psikologi Kepemimpinan

  1. Pendekatan Kepemimpinan

  1. Sirodjudin, Muhammad Kosim. Definisi dan Teori Kepemimpinan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar