1. KEPEMIMPINAN
1.1
Pengertian
Banyak pengertian kepemimpinan (dalam Wahjosumidjo)
, di antaranya
adalah:
1.1.1
Menurut George P. Terry “Leadership is the activity of influencing exercised
to strive willingly for group objective". Kepemimpinan adalah kegiatan
dalam mempengaruhi orang lain untuk bekerja keras dengan penuh kemauan untuk
tujuan kelompok.
1.1.2
Menurut Robert Tennenbaum, Irving R. Wischler, dan Fred Massarik
“Leadership as interpersonal influence exercised in
a situation and directed, through the communication process, toward the
attainment of a specialized goal or goals”. Kepemimpinan sebagai pengaruh antar
pribadi yang terjadi pada suatu keadaan dan diarahkan melalui proses komunikasi
ke arah tercapainya suatu tujuan ataupun tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
1.1.3
Pengertian lain dari Harold Koontz and Cyril O”Donnell “Leadership is
influencing people to follow in the achievement of
a common goal”.
Kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain agar
ikut serta dalam mencapai tujuan umum. Dari tiga pengertian tersebut di atas,
jelas bahwa kepemimpinan itu adalah upaya untuk mempengaruhi seseorang atau
kelompok untuk mencapai tujuan, baik tujuan tersebut telah ditetapkan atau
tujuan lain yang lebih luas. Upaya tersebut lebih bersifat hubungan antar
pribadi.
1.2
Sifat-sifat Kepemimpinan
Sifat-sifat kepemimpinan bergantung pada pendekatan
kepemimpinan yang diacu dan jenis kepemimpinan yang diikuti. Pada pendekatan
trait, sifat-sifat yang diharapkan dari pemimpin di antaranya adalah (a)
intelegensi; (b) dominasi; (c) kepercayaan diri; (d) energi-aktivitas; (e)
pengetahuan terhadap
tugas. (Bagus Riyono, Emi Zulaifah).
Pada pendekatan perilaku, sifat yang penting adalah
berfungsi tidaknya
kelompok tersebut. Berfungsinya kelompok tersebut
bergantung pada
hubungan antar manusianya dan hubungan dengan
pekerjaannya.
Pada pendekatan situasional, sifat kepemimpinan
sangat bergantung
pada tingkat aspirasi dan orientasi kelompok
tersebut. Ki Hajar Dewantoro
menyebutkan bahwa sifat kepemimpinan adalah ing
ngarso sung tulodho,
ing madya mangun karso, dan tut wuri handayani. Sejalan dengan ini
Stephen R. Covey, menyatakan sifat dan peran
pemimpin adalah (a)
Pathfinding: perintis jalan; (b) Aligning:
penyelaras langkah; (c)
Empowerment: pemberdaya anak buah; dan (d)
Modelling: menjadi suri
tauladan.
Pada kepemimpinan transpormasional, sifat-sifat
kepemimpinan yang
tampak di antaranya adalah (a) kharisma; (b)
inspirasional; (c) perhatian
kepada anak buah yang bersifat individu
(individualized consideration); dan
(d) kemampuan memberi stimulasi intelektual
(intelectual stimulation)
1.3
Tipe-Tipe Kepemimpinan
Banyak sudut pandang dalam mengklasifikasi
kepemimpinan. Secara garis besar paling tidak ada 5 macam kepemimpinan, yaitu:
1.3.1
Militeristik atau Otoriter
Yaitu pemimpin menentukan segala-galanya. Tipe
kepemimpinan militeristik ini sangat
mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe
kepemimpinan militeristik adalah: (1) lebih banyak menggunakan sistem
perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang
bijaksana, (2) menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan, (3) sangat menyenangi
formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan,
(4) menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya, (5) tidak
menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya, (6)
komunikasi hanya berlangsung searah.
1.3.2
Demokratik
Kerjasama antara pemimpin dan
anggota merupakan napas dari model kepemimpinan ini. Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada
para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan
penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama
yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya
akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
Kepemimpinan
demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan
sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya
masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin
pada saat-saat dan kondisi yang tepat.
1.3.3
Laissez faire, pemimpin pasif
Anggotalah yang banyak dominan. Pada tipe
kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya
dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi
sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab
harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya berfungsi sebagai
simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak bisa
mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, tidak mampu
menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai pemimpin biasanya
diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem nepotisme. Oleh
karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan kacau balau
1.3.4
Tipe kepemimpinan karismatis.
Tipe ini
memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk
mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar
jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatik
dianggap memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan
yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa.
Kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan
teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik memancarkan
pengaruh dan daya tarik yang amat besar.
1.3.5
Tipe Kepemimpinan Paternalistis/Maternalistik
Kepemimpinan paternalistik lebih
diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-sifat sebagai
berikut: (1) mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum
dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan, (2) mereka bersikap terlalu
melindungi, (3) mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengambil keputusan sendiri, (4) mereka hampir tidak pernah memberikan
kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif, (5) mereka memberikan atau hampir
tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk
mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri, (6) selalu
bersikap maha tahu dan maha benar.
Sedangkan tipe kepemimpinan
maternalistik tidak jauh beda dengan tipe kepemimpinan paternalistik, yang
membedakan adalah dalam kepemimpinan maternalistik terdapat sikap over-protective atau
terlalu melindungi yang sangat menonjol disertai kasih sayang yang berlebih
lebihan.
1.3.6
Tipe Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan
populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak
mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan
jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.
1.3.7
Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah
kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara
efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan
administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan
pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi
yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya
perkembangan teknis yaitu teknologi, indutri, manajemen modern dan perkembangan sosial
ditengah masyarakat.
1.3.8
Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative,
Dominator)
Kepemimpinan otokratis memiliki
ciri-ciri antara lain: (1) mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak
yang harus dipatuhi, (2) pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal,
(3) berambisi untuk merajai situasi, (4) setiap perintah dan kebijakan selalu
ditetapkan sendiri, (5) bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail
tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan, (6) semua pujian dan kritik
terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi, (7) adanya
sikap eksklusivisme, (8) selalu ingin berkuasa secara absolut, (9) sikap dan
prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku, (10) pemimpin ini akan
bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.
2. TEORI KEPEMIMPINAN
2.1
Teori orang-orang terkemuka
Bernard, Bingham, Tead dan Kilbourne menerangkan
kepemimpinan berkenaan dengan sifat-sifat dasar kepribadian dan karakter.
2.2
Teori lingkungan
Mumtord, menyatakan bahwa pemimpin muncul oleh
kemampuan dan keterampilan yang memungkinkan dia memecahkan masalah sosial
dalam keadaan tertekan, perubahan dan adaptasi. Sedangkan Murphy, menyatakan
kepemimpinan tidak terletak dalam darir individu melainkan merupakan fungsi
dari suatu peristiwa.
2.3
Teori personal situasional
Case (1933) menyatakan bahwa kepemimpinan
dihasilkan dari rangkaian tiga faktor, yaitu sifat kepribadian pemimpin, sifat
dasar kelompok dan anggotanya serta peristiwa yang diharapkan kepada kelompok.
2.4
Teori interaksi harapan
Homan (1950) menyatakan semakin tinggi kedudukan
individu dalam kelompok maka aktivitasnya semakin meluas dan semakin banyak
anggota kelompok yang berhasil diajak berinteraksi.
2.5
Teori
humanistik
Likert (1961) menyatakan bahwa kepemimpinan
merupakan proses yang saling berhubungan dimana seseorang pemimpin harus
memperhitungkan harapan-harapan, nilai-nilai dan keterampilan individual dari
mereka yang terlibat dalam interaksi yang berlangsung.
2.6
Teori pertukaran
Blau (1964) menyatakan pengangkatan seseorang
anggota untuk menempati status yang cukup tinggi merupakan manfaat yang besar
bagi dirinya. Pemimpin cenderung akan kehilangan kekuasaaanya bila para anggota
tidak lagi sepenuh hati melaksanakan segala kewajibannya.
3. PEMIMPIN
3.1 Pengertian
Seperti halnya kepemimpinan, pengertian pemimpin
juga banyak, di antaranya adalah:
3.1.1 Pemimpin adalah anggota dalam
kelompok yang mempengaruhi
kegiatan kelompok.
3.1.2 Pemimpin adalah salah seorang
anggota yang terkemuka dari suatu kelompok atau organisasi yang begitu
berpengaruh terhadap kegiatan dari anggota kelompoknya.
3.1.3 Seorang pemimpin adalah seseorang
yang menduduki suatu posisi dalam kelompok, berpengaruh terhadap orang lain
sesuai dengan peranannya dalam posisi itu, mengkoordinir secara langsung dalam memelihara
dan mencapai tujuan kelompok.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa pemimpin adalah seseorang yang memiliki status tertinggi di dalam
kelompoknya, mendapat kepercayaan untuk membawa kelompok ke arah tujuan
bersama.
3.2 Fungsi Pemimpin
Fungsi pemimpin banyak dan bervariasi, Ravin dan
Rubin menyebutkan
ada 4 fungsi pemimpin, yaitu:
1. Membantu menetapkan tujuan
kelompok.
2. Memelihara kelompok.
3. Memberi simbol untuk
identifikasi.
4. Mewakili kelompok terhadap
kelompok lain.
Menurut Krech, Chutchfield, dan Ballachey,
menyebutkan fungsi pemimpin
lebih kompleks, yaitu:
1. Pemimpin sebagai eksekutif.
2. Pemimpin sebagai perencana.
3. Pemimpin sebagai pembuat
kebijakan (policy maker)
4. Pemimpin sebagai seorang ahli
(expert).
5. Pemimpin sebagai mewakili
kelompok untuk hubungan keluar.
6. Pemimpin sebagai pengawas
hubungan di dalam kelompok.
7. Pemimpin sebagai orang yang
memberikan hadiah dan hukuman.
8. Pemimpin sebagai wasit (pelerai)
dan perantara.
9. Pemimpin sebagai contoh
(teladan).
10. Pemimpin sebagai simbol dari
kelompok.
11. Pemimpin sebagai pengganti
tanggung jawab individual.
12. Pemimpin sebagai ideologist.
13. Pemimpin sebagai figur ayah.
14. Pemimpin sebagai tempat menmpakan
segala kesalahan (scapegoat/
15. kambing hitam).
3.3 Faktor yang Menentukan Seseorang
Menjadi Pemimpin
Ada beberapa faktor yang menjadikan seseorang
menjadi pemimpin.
Masing-masing berbeda bergantung pada karakteristik
kelompok yang
dipimpinnya, dan tujuan kelompok itu sendiri.
Secara garis besar menurut
William Foote Whyte, ada 4 faktor yang menentukan
seseorang menjadi
pemimpin, yaitu:
1. Operational leadership; yaitu orang
yang paling banyak inisiatif, menarik, dinamis, menunjukkan pengabdian yang
tulus, menunjukkan prestasi kerja dalam kelompoknya.
2. Popularity; yaitu orang yang
paling banyak dikenal mempunyai kesempatan untuk menjadi pimpinan.
3. The assumed representative; yaitu
orang yang dapat mewakili kelompoknya mempunyai kesempatan besar untuk menjadi
pemimpin.
4. The prominent talent; yaitu orang
yang mempunyai bakat kecakapan yang menonjol dalam kelompoknya mempunyai
kesempatan untuk menjadi pemimpin.
Selain itu Wiyono Hadikusumo (dalam Siti Partini)
menyatakan bahwa selain
bekal pengetahuan yang cukup dan keahlian khusus
sesuai dengan
bidangnya, paling tidak ada 5 unsur yang harus
dipenuhi untuk seseorang
dapat menjadi pemimpin, yaitu:
1.
Psychology knowledge
2.
Self knowledge
3.
Human relations
4.
Ability to apply knowledge
5.
Personality cultivation.
3.4
Tipe-tipe
Kepemimpinan
3.4.1
Tipe pemimpin pribadi, pemimpin yang
tergolong tipe ini mempunyai hubungan langsung dengan para pegawainya.
Kepemimpinan semacam ini biasanya sangat efektif didalam usaha apa pun baik kecil maupun
besar.
3.4.2
Tipe pemimpin non-pribadi, tipe pemimpin
semacam ini hubungannya dengan para pegawainya sama sekali kurang atau berjalan
tidak langsung, karena kepemimpinan yang dilakukan melalui cara-cara yang
personal seperti perintah-perintah tertulis, keputusan-keputusan,
pengamanan-pengamanan yang mengandung adanya bimbingan, rencana panji dan
sumpah.
3.4.3
Tipe pemimpin otoriter, suatu bentuk
kepemimpinan yang mempunyai karakteristik negatif dan sangat egois terhadap
para bawahan.
3.4.4
Tipe pemimpin demokratis, dalam tipe
kepemimpinan demokratis golongan pelaksana berpartisipasi penuh dalam mencapai
tujuan organisasi tanpa ada rasa paksaan, disamping itu turut mengembangkan
pemikiran-pemikiran dalam menentukan dan atau memutuskan metode-metode yang
terbaik dalam pelaksanaan pekerjaan atau dengan pengertian lain.
3.4.5
Tipe kepemimpinan paternalitas (kebapaan), suatu
tipe pemimpin yang bersifat seperti bapak yaitu sebagai pendidik, pengasuh,
pembimbing, penasihat, tukang memerintah dan kurang mau menerima pendapat
pengikutnya.
3.4.6
Tipe pemimpin alamiah, tipe kepemimpinan yang
terbentuk tanpa ada yang mengangkat atau dengan kata lain kepemimpinan yang
terjadi secara spontan yaitu atas dukungan dari para pengikut-pengikutnya.
3.4.7
Tipe pemimpin militeristis, model
kepemimpinan yang kaku karena dalam mengarahkan pengikut-pengikutnya selalu
bergantung pada pangkat dan jabatannya, senang kepada formalitas yang
berlebihan dan tidak mau dikritik, menggemari atau menyukai upacara-upacara dan
penghormatan yang berlebihan.
3.4.8
Tipe kepemimpinan kharismatis, mempunyai daya
tarik yang amat besar terhadap pengikut-pengikutnya, seakan-akan dalam diri
pemimpin tersebut terdapat suatu kekuatan yang luar biasa sehingga dalam waktu
singkat banyak pengikutnya, dan pengikutnya tersebut tidak mengerti mengapa
mereka terbius untuk mengikutnya.
3.4.9
Tipe pemimpin yang terbuka, tipe kepemimpinan
ini corak hampir sama dengan tipe kepemimpinan demokratis, namun perbedaanya
terletak dalam pengambilan keputusan, dimana dalam hal ini keputusan berada
ditangan pemimpin.
3.4.10 Tipe
pemimpin konservatif, dalam kepemimpinan ini diharapkan seorang pemimpin dapat
memperjuangkan hal-hal yang sudah lewat dan dapat pula memperjuangkan hal-hal
baru dan perubahan sosial.
3.4.11 Tipe
pemimpin partisan, suatu corak kepemimpinan yang memihak, selalu pro dan kontra
terhadap sesuatu. Pertimbangan dalam memihak demi kepentingan kelompoknya.
3.4.12 Tipe
pemimpin yang bertahan dan serba terima, suatu tipe kepemimpinan yang mempunyai
kepercayaan penuh terhadap pembantu-pembantu atau penasihat-penasihatnya. Dia
lebih suka menerima yang dianggap baik dari orang kepercayaannya.
3.4.13 Tipe
pemimpin yang serba menimbun, corak kepemimpinan sejenis ini sifatnya tertutup,
kurang menerima hal-hal baru dan menganggap dirinya selalu yang benar, tidak
menginginkan adanya kaderasi takut “dilangkahi” atau digeser.
3.4.14 Tipe
pemimpin menyerang atau mengisap, corak kepemimpinan jenis berpedoman terhadap
perasaannya bahwa sumber segala kebaikan berada dari luar yaitu dengan merebut
dari orang lain dengan jalan kekerasan bila perlu dengan cara tipu msulihat.
3.4.15 Tipe
pemimpin marketing, suatu corak kepemimpinan yang selalu berorientasi ke masa
depan organisasi yaitu dengan selalu meningkatkan kemampuan atau dengan kata
lain memperlakukan dirinya sebagai barang dagangan.
3.4.16 Tipe
pemimpin produktif, suatu tipe pemimpin yang produktif dimana segala
kecerdasan, kecakapan, dan kekuatannya diberikan kepada organisasi yang
dipimpinnya hingga menjadi kenyataan.
DAFTAR PUSTAKA
- Yesa Martha Vita Simanungkalit dan Endang Setyaningsih. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT Lion Mentari Airlines.
http://www.bing.com/search?q=tIPE+kepemimpinan.doc&qs=n&sp=-1&pq=tipe+kepemimpinan.doc&sc=6-21&sk=&cvid=E151A9CC183D41A2BD601BC08CE4C9A1&first=21&FORM=PERE1 (Diakses tanggal 27 April 2018)
- Psikologi Kepemimpinan
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Psikologi%20kepemimpinan.pdf
(Diakses tanggal 27 April 2018)
- Pendekatan Kepemimpinan
http://herususilofia.lecture.ub.ac.id/files/2015/04/pendekatan-Kepemimpinan-Kelompok-3.pdf (Diakses tanggal 27 April 2018)
- Sirodjudin, Muhammad Kosim. Definisi dan Teori Kepemimpinan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar