1.
PENGERTIAN ORGANISASI
Pengorganisasian
merupakan salah satu fungsi dasar dalam manajemen untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan oleh Organisasi. Pengorganisasian ini berkaitan dengan pengelompokan
kegiatan, pengaturan orang maupun sumber daya lainnya dan mendelegasikannya
kepada individu ataupun unit tertentu untuk menjalankannya sehingga diperlukan
penyusunan struktur organisasi yang memperjelas fungsi-fungsi setiap bagian dan
sifat hubungan antara bagian-bagian tersebut.
2.
BENTUK STRUKTUR ORGANISASI
Bentuk
struktur organisasi pada umumnya berbeda-beda serta memiliki keunggulan dan
kelemahan masing-masing. Berdasarkan hubungan yang ada pada organisasi menurut
Hasibuan (2010:150) terdapat lima jenis bentuk struktur utama organisasi,
bentuk struktur organisasi tersebut dapat dibedakan sebagai berikut :
2.1
Bentuk Organisasi Lini (Line Organization)
Organisasi lini ini diciptakan
oleh Henry Fayol, dalam tipe organisasi lini terdapat garis wewenang, kekuasaan
yang menghubungkan langsung secara vertikal dari atasan ke bawahan.
Ciri-ciri organisasi
lini adalah :
1.
Organisasinya relatif kecil dan sederhana.
2.
Hubungan antara atasan dengan bawahan masih bersifat langsung
melalui garis wewenang terpendek.
3.
Pucuk pimpinan biasanya pemilik perusahaan dan merupakan
satu-satunya sumber kekuasaan, keputusan dan kebijakan dari organisasi.
4.
Jumlah karyawan relatif sedikit dan saling mengenal.
5.
Tingkat spesialisasinya belum begitu tinggi dan alat-alatnya
tidak beraneka macam.
6.
Pucuk pimpinan merupakan satu-satunya sumber kekuasaan,
keputusan, dan kebijaksanaan dari organisasi.
7.
Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang dan tanggung
jawab penuh atas segala bidang pekerjaan yang ada didalam unitnya.
Keunggulannya :
1.
Kesatuan pimpinan dan azas kesatuan komando tetap
dipertahankan sepenuhnya.
2.
Garis komando dan pengendalian tugas, tidak mungkin terjadi
kesimpang siuran karena pimpinan langsung berhubungan dengan karyawan.
3.
Proses pengambilan keputusan, kebijaksanaan, dan
instruksi-instruksi berjalan cepat.
4.
Pengawasan melekat (waskat) secara ketat terhadap
kegiatan-kegiatan karyawan dapat dilaksanakan.
5.
Kedisiplinan dan semangat kerja karyawan umumnya baik.
6.
Koordinasi relatif mudah dilaksanakan.
7.
Rasa solidaritas dan esprit de crop para karyawan pada
umumnya tinggi, karena masih saling mengenal.
Kelemahannya :
1.
Tujuan pribadi pucuk pimpinan dan tujuan organisasi
seringkali tidak dapat dibedakan.
2.
Adanya kecenderungan pucuk pimpinan bertindak secara
otoriter/diktator.
3.
Maju mundurnya organisasi bergantung kepada kecakapan pucuk
pimpinan saja, karena wewenang menetapkan keputusan, kebijaksanaan, dan
pengendalian dipegang sendiri.
4.
Organisasi secara keseluruhan terlalu bergantung pada satu
orang.
5.
Kaderisasi dan pengembangan bawahan kurang mendapatkan
perhatian, karena mereka tidak diikutsertakan dalam perencanaan, pengambilan
keputusan, dan pengendalian.
6.
Rencana, keputusan, kebijaksanaan dan pengendalian relatif
kurang baik, karena adanya keterbatasan (limits factor) manusia.
2.2
Bentuk Organisasi Lini dan Staf (Line and staff
organization)
Bentuk organisasi
lini dan staf pada dasarnya merupakan kombinasi dari organisasi lini dan
organisasi fungsional. Asas kesatuan komando tetap dipertahankan dan pelimpahan
wewenang berlangsung secara vertikal dari pucuk pimpinan kepada pimpinan
dibawahnya. Pucuk pimpinan tetap sepenuhnya berhak menetapkan keputusan,
kebijaksanaan, dan merealisasikan tujuan perusahaan. Dalam membantu kelancaran
tugas pimpinan, ia mendapat bantuan dari para staf. Tugas para staf hanya
memberikan bantuan, pemikiran saran-saran, data, informasi, dan pelayanan
kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan keputusan dan
kebijaksanaannya.
Ciri-ciri organisasi
lini dan staf :
1.
Pucuk pimpinan hanya satu orang dan dibantu oleh para staf.
2.
Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan
wewenang staf.
3.
Kesatuan perintah tetap dipertahankan, setiap atasan
mempunyai bawahan tertentu dan setiap bawahannya hanya mempunyai seorang atasan
langsung.
4.
Organisasinya besar, karyawannya banyak dan pekerjaannya
bersifat kompleks.
5.
Hubungan antara atasan dengan para bawahannya tidak bersifat
langsung.
6.
Pimpinan dan para karyawan tidak semuanya saling mengenal.
7.
Spesialisasi yang beraneka ragam diperlukan dan digunakan
secara optimal.
Keunggulannya :
1.
Asas kesatuan pimpinan tetap dipertahankan, sebab pimpinan
tetap berada dalam satu tangan saja.
2.
Adanya pengelompokan wewenang, yaitu wewenang lini dan
wewenang staf.
3.
Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas antara
pimpinan, staf dan pelaksana.
4.
Pimpinan mempunyai bawahan tertentu, sedang bawahan hanya
mempunyai seorang atasan tertentu saja.
5.
Bawahan hanya mendapat perintah dan memberikan tanggung jawab
kepada seorang atasan tertentu saja.
6.
Pelaksanaan tugas-tugas pimpinan relatif lebih lancar, karena
mendapat bantuan data, informasi, saran-saran, dan pemikiran para stafnya.
7.
Asas the right man in the right place lebih mudah
dilaksanakan.
8.
Organisasi ini fleksibel dan luwes, karena dapat diterapkan
pada organisasi besar maupun kecil, organisasi perusahaan maupun organisasi
sosial.
9.
Kedisiplian dan moral karyawan tinggi, karena tugas-tugasnya
sesuai dengan keahliannya.
10.
Keuntungan dari spesialisasi dapat diperoleh seoptimal
mungkin.
11.
Koordinasi relatif mudah dilaksanakan, karena sudah ada
pembagian tugas yang jelas.
12.
Bakat karyawan yang berbeda-beda dapat dikembangkan, karena
mereka bekerja sesuai dengan kecakapan dan keahliannya.
13.
Perintah dan pertanggungjawaban melalui garis vertikal
terpendek.
Kelemahannya :
1.
Kelompok pelaksana sering bingung untuk membedakan perintah
atau bantuan nasihat.
2.
Solidaritas dan esprit de corp karyawan kurang, karena
tidak saling mengenal.
3.
Persaingan kurang sehat sering terjadi, sebab setiap unit
atau bagian menganggap tugas-tugasnyalah yang terpenting.
2.3
Bentuk Organisasi
Fungsional.
Diciptakan oleh F.W.
Taylor, bentuk organisasi ini disusun berdasarkan sifat dan macam pekerjaan
yang harus dilakukan. Pada tipe organisasi ini, masalah pembagian kerja
mendapat perhatian yang sungguh-sungguh, pembagian kerja didasarkan pada
“spesialisasi” yang sangat mendalam dan setiap pejabat.
Ciri-ciri organisasi fungsional :
1. Pembagian tugas
secara tegas dan jelas dapat dibedakan.
2. Bawahan akan
menerima perintah dari beberapa orang atasan.
3. Penempatan pejabat
berdasarkan spesialisasinya.
4. Koordinasi
menyeluruh biasanya hanya diperlukan pada tingkat atas.
5. Terdapat dua
kelompok wewenang, yaitu lini dan fungsional.
Keunggulannya :
1.
Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan dimanfaatkan
secara optimal.
2.
Keuntungannya adanya spesialisasi dapat diperoleh seoptimal
mungkin.
3.
Para karyawan akan terampil dibidangnya masing-masing.
4.
Efisiensi dan produktivitas dapat ditingkatkan.
5.
Solidaritas, moral dan kedisiplinan karyawan yang mengerjakan
pekerjaan yang sama tinggi.
6.
Direktur Utama tugasnya ringan, karena para direkturnya
adalah spesialis dibidangnya masing-masing.
Kelemahannya :
1.
Para bawahan sering bingung karena mendapat perintah dari
beberapa atasan.
2.
Pekerjaan kadang-kadang sangat membosankan karyawan.
3.
Para karyawan sulit mengadakan alih tugas (tour of duty =
tour of area), akibat spesialisasi yang mendalam, kecuali mengikuti
pelatihan terlebih dahulu.
4.
Karyawan terlalu mementingkan bidangnya atau spesialisasinya,
sehingga koordinasi secara menyeluruh sulit dilakukan.
5.
Sering terjadi solidaritas kelompok yang berlebihan, sehingga
dapat menimbulkan pengkotak-kotakkan ikatan karyawan yang sempit.
2.4
Bentuk Organisasi Lini, Staf dan Fungsional.
Merupakan kombinasi
dari organisasi lini, lini dan staf, dan fungsional, biasanya diterapkan pada
organisasi besar serta kompleks. Pada tingkat Dewan Komisaris (board of
director) diterapkan tipe organisasi lini dan staf, sedangkan pada tingkat middle
manager diterapkan tipe organisasi fungsional.
Organisasi ini
dilakukan dengan cara menggabungkan kebaikan dan menghilangkan kelemahan dari
ketiga tipe organisasi tersebut.
2.5
Bentuk Organisasi Komite.
Suatu organisasi yang
masing-masing anggota mempunyai wewenang yang sama dan pimpinannya kolektif.
Organisasi komite (panitia = committees organization) mengutamakan
pimpinan, artinya dalam organisasi ini terdapat pimpinan “kolektif presidium/plural
executive” dan komite ini bersifat manajerial. Komite dapat juga bersifat
formal atau informal, komite-komite itu dapat dibentuk sebagai suatu bagian
dari struktur organisasi formal, dengan tugas-tugas dan wewenang dibagikan secara
khusus.
Ciri-ciri organisasi
komite :
1.
Pembagian tugasnya jelas dan tertentu.
2.
Wewenang semua anggota sama besarnya.
3.
Tugas pimpinan dilaksanakan secara kolektif dan tanggung
jawabnya pun secara kolektif.
4.
Para pelaksana dikelompokkan menurut bidang/komisi tugas
tertentu yang harus dilaksanakan dalam bentuk gugus tugas (task force).
5.
Keputusan merupakan keputusan semua anggotanya.
Keunggulannya :
1.
Keputusan yang diambil relatif lebih baik, karena diputuskan
oleh beberapa orang.
2.
Kecenderungan untuk bertindak secara otoriter/diktator dapat
dicegah.
3.
Pembinaan dan partisipasi dapat ditingkatkan.
Kelemahannya :
1.
Penanggung jawab keputusan kurang jelas, sebab keputusan
merupakan keputusan bersama.
2.
Waktu untuk mengambil keputusan lama dan biayanya besar.
3.
Adanya tirani mayoritas yang dapat memaksakan keinginannya
melalui voting
DAFTAR PUSTAKA
Kho, Budi. 2017. Pengertian dan Bentuk-bentuk Struktur Organisasi
(Diakses pada 27 April 2018)
(Diakses pada 27 April 2018)